UNICEF: Tim medis di Gaza kerja di bawah tekanan ekstrem

3 hours ago 3

Jenewa (ANTARA) - Tim medis di Jalur Gaza bekerja di bawah tekanan ekstrem akibat krisis akut obat-obatan dan pasokan medis. Kondisi ini diperparah lagi oleh seringnya pemadaman listrik dan kurangnya bahan bakar untuk mengoperasikan peralatan rumah sakit, kata Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF), Sabtu.

Dalam sebuah pernyataan yang diunggah di situs resmi UNICEF, Juru Bicara Kazem Abu Khalaf mengungkapkan bahwa situasi di Gaza memburuk dengan cepat dan bisa berubah menjadi bencana kemanusiaan jangka panjang jika tidak segera ditangani.

"Kami tidak meminta hal-hal yang mustahil. Kami meminta penerapan hukum internasional, yang menjamin hak warga sipil atas pelayanan kesehatan, kehidupan, dan kebebasan bertindak," katanya.

Abu Khalaf menekankan bahwa anak-anak, kaum perempuan dan lansia yang kondisinya kritis, meninggal setiap hari akibat ketidakmampuan akses perawatan medis yang memadai.

Baca juga: Aqsa Working Group serukan perlindungan Rumah Sakit Indonesia di Gaza

Ia juga menggarisbawahi bahwa bantuan kemanusiaan saja tidak cukup untuk mengatasi krisis di wilayah tersebut. Karenanya dia mendesak rencana komprehensif untuk memulihkan ekonomi lokal, menstabilkan penyeberangan perbatasan serta memastikan akses masuk barang, bahan bakar, dan juga pasokan medis secara berkelanjutan.

Sistem kesehatan di Gaza, katanya, hampir hancur total akibat serangan udara Israel tanpa henti dan blokade yang berkepanjangan.

Dari 36 rumah sakit yang beroperasi sebelum Israel melancarkan perang genosida terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza, hanya 18 yang masih berfungsi sebagian. Kebanyakan beroperasi dengan kapasitas kurang dari 50 persen.

Abu Khalaf juga mencatat bahwa lebih dari 10.500 warga Palestina yang terluka perlu dievakuasi dari Gaza untuk berobat ke luar negeri. Namun, jatah evakuasi medis saat ini hanya dua orang per hari.

"Dengan hitungan ini akan memakan waktu lebih dari 13 tahun untuk mengevakuasi semua orang yang membutuhkan perawatan mendesak," katanya memperingatkan.

Sumber: WAFA

Baca juga: WHO: 94 persen rumah sakit di Gaza hancur atau rusak akibat Israel

​​​​​​​

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Rahmad Nasution
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |