Brussels (ANTARA) - Menteri-menteri pertahanan Eropa sepakat bahwa Uni Eropa harus segera memperkuat pertahanannya karena Rusia “tidak mungkin menghormati kesepakatan dalam waktu lama.”
Kesepakatan para menteri pertahanan Eropa itu disampaikan Kepala Kebijakan Luar Negeri EU Kaja Kallas awal pekan ini.
Dia menekankan bahwa waktu untuk bertindak semakin sempit dan Presiden Rusia Vladimir Putin tidak bisa diandalkan untuk mematuhi komitmen jangka panjang.
Kallas menyebut EU dan negara anggota telah memberikan lebih dari €187 miliar kepada Ukraina, seraya menambahkan bahwa dukungan militer yang lebih kuat akan memperkuat posisi Kyiv di medan perang dan dalam perundingan.
Terkait keberatan Belgia atas usulan pinjaman reparasi yang didasarkan pada aset kedaulatan Rusia yang dibekukan, Kallas menilai mekanisme itu tetap “pilihan paling layak”.
Dia pun menyerukan negara anggota agar berbagi risiko secara kolektif.
Baca juga: Respons ancaman drone, UE siapkan peta jalan pertahanan baru
Menurutnya, Rusia berkewajiban membayar reparasi atas kerusakan yang ditimbulkannya di Ukraina, dan skema pinjaman berbasis aset beku merupakan dasar hukum dan politik yang paling tepat.
Kallas memperingatkan bahwa tekanan internasional dapat bergeser ke desakan agar Ukraina membuat konsesi, sebuah langkah yang menurutnya justru akan memberi keuntungan kepada Rusia dan merusak prinsip hukum internasional.
Ia mengatakan tekanan biasanya diarahkan ke pihak yang lebih lemah untuk menghentikan perang, yaitu Ukraina, namun hal itu tidak sesuai dengan kepentingan EU maupun keamanan global karena Piagam PBB melarang perubahan batas secara paksa.
Kallas menegaskan kemenangan taktik agresi akan menciptakan preseden berbahaya di berbagai belahan dunia karena hal itu membuka jalan bagi negara kuat mengambil wilayah sesuka hati yang merugikan mayoritas negara.
Kallas juga menyoroti meningkatnya ancaman hibrida dari Belarus. Untuk itu, EU sedang menilai langkah baru setelah Lituania melaporkan balon meteorologi yang melintasi wilayahnya dari arah Belarus.
Sumber: Anadolu
Baca juga: EU bahas SAFE dan perlindungan perbatasan dengan Rusia, Belarus
Penerjemah: Cindy Frishanti Octavia
Editor: Rahmad Nasution
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































