UNESCO apresiasi upaya Pemerintah memberantas buta aksara di Indonesia

2 hours ago 2

Jakarta (ANTARA) - Direktur Regional UNESCO di Jakarta Maki Katsuno-Hayashikawa mengapresiasi upaya Pemerintah RI dalam upaya memberantas buta aksara di Indonesia.

"Saya mengapresiasi kepemimpinan Pemerintah Indonesia dan berterima kasih kepada anda semua atas dedikasi dalam memajukan literasi," katanya dalam kegiatan Gebyar Pendidikan Nonformal dan Informal serta Peringatan Hari Aksara Internasional 2025 di Kantor Kemendikdasmen, Jakarta, Jumat.

Maki memaparkan data terbaru dari UNESCO Institute of Statistics menunjukkan bahwa tingkat melek huruf orang dewasa Indonesia berusia 15 tahun ke atas berada di kisaran 96 persen, atau bahkan lebih tinggi.

Bagi kaum muda usia 15 hingga 24 tahun, lanjut dia, tingkat literasi hampir universal, mendekati 100 persen.

"Selamat. Ini adalah capaian yang luar biasa. Hal ini mencerminkan kepemimpinan pemerintah Indonesia selama beberapa dekade, dedikasi para guru, ketekunan para pembelajar, dan keterlibatan masyarakat di seluruh nusantara," ujarnya.

Baca juga: Wamendikdasmen: Angka buta aksara Indonesia tinggal 0,92 persen

Meski demikian, Maki mengungkapkan masih terdapat sejumlah tantangan dalam upaya mewujudkan masyarakat yang memiliki tingkat literasi yang lebih baik.

Ia menyebutkan terdapat setidaknya empat hal yang perlu dilakukan, di antaranya memperluas akses terhadap teknologi dan konektivitas, mendukung dan memberdayakan guru serta pendidik, mengembangkan kurikulum yang inklusif dan relevan dengan konteks, serta memperkuat peluang pembelajaran sepanjang hayat.

"Marilah kita memperbarui komitmen pada visi ini. Mari kita terus berinvestasi pada manusia, pada guru, pada inovasi digital, dan pada kebijakan-kebijakan inovatif. Mari kita bekerja sama agar literasi tidak hanya menjadi hak yang tertuang dalam hukum, tetapi juga kenyataan yang dirasakan oleh setiap orang di Indonesia," ucap Maki Katsuno-Hayashikawa.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen) Atip Latipulhayat menyebutkan selama lima tahun terakhir Indonesia secara bergotong-royong berhasil menurunkan angka buta aksara hingga tinggal mencapai 0,92 persen.

"Selama lima tahun terakhir, Indonesia berhasil menurunkan angka buta aksara hingga tinggal 0,92 persen. Tepuk tangan untuk pencapaian ini," katanya.

Wamen Atip menekankan capaian tersebut bukanlah akhir, sebab masih terdapat kabupaten-kabupaten di Indonesia yang memerlukan upaya lebih serius dalam pemberantasan buta aksara.

"Pemerintah berkomitmen untuk tidak meninggalkan satupun warga negara di belakang," tutur Atip Latipulhayat.

Baca juga: UNESCO: Pendidikan perisai ampuh hadapi misinformasi, ujaran kebencian

Baca juga: Indonesia tegaskan komitmen pendidikan abad 21 di Forum UNESCO Paris

Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |