BPDP sebut pemanfaatan biochar jawab isu keberlanjutan sawit

1 hour ago 2
Sehingga dengan penggunaan biochar ini sebagai salah satu upaya kita menjawab isu-isu keberlanjutan yang digaungkan Uni Eropa terhadap sawit kita,

Jakarta (ANTARA) - Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) menyatakan, pemanfaatan biochar dari tandan kosong sawit oleh petani untuk penyubur tanaman bisa sebagai upaya menjawab isu-isu keberlanjutan yang digaungkan Uni Eropa terhadap perkebunan sawit Indonesia.

Senior Analis Divisi UKMK Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Anwar Sadat mengatakan, biochar merupakan arang aktif dengan kandungan karbon yang cukup tinggi sehingga sangat ramah lingkungan karena berasal dari bahan-bahan organik.

"Sehingga dengan penggunaan biochar ini sebagai salah satu upaya kita menjawab isu-isu keberlanjutan yang digaungkan Uni Eropa terhadap sawit kita," ujar dia dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.

Salah satu fungsi biochar, lanjutnya, bisa mengikat hara dan air yang sangat bermanfaat bagi tanaman sawit, sehingga penggunaannya bisa mengurangi pemakaian pupuk kimia yang saat ini harganya sangat mahal.

Baca juga: Kemenhut pastikan awasi manajemen hutan berkelanjutan untuk PBPH

"Sehingga dengan penggunaan biochar akan mengurangi biaya pemupukan," katanya saat menyaksikan kegiatan Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perusahaan Inti Rakyat (Aspekpir) mempraktekkan pembuatan biochar di Desa Bumi Kencana, Kecamatan Sungai Lilin, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.

Berdasarkan data PASPI, kata dia, satu ton tandan buah segar (TBS) akan menghasilkan sekitar 22 persen tandan kosong sawit. Sehingga ini jadi potensi yang besar untuk dijadikan bahan baku pembuatan biochar.

"Tinggal nanti Aspekpir bisa melakukan kerja sama dengan pabrik kelapa sawit (PKS) untuk mendapatkan tandan kosong tersebut untuk dijadikan bahan baku biochar," kata Anwar.

Pada kesempatan tersebut BPDP juga mengapresiasi Aspekpir yang terus melakukan kegiatan yang sangat bermanfaat bagi petani kelapa sawit sekaligus mempromosikan biochar kepada petani.

Baca juga: UE komitmen akui sawit Indonesia berkelanjutan di IEU-CEPA

Sementara itu Ketua Umum Aspekpir Setiyono mengatakan, kegiatan yang melibatkan 110 petani sawit anggota Aspekpir di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan diharapkan mereka bisa membuat biochar secara mandiri karena bahan bakunya yakni tandan kosong sawit sangat melimpah.

Menurut dia, kelapa sawit yang ditanam di Kecamatan Sungai Lilin saat ini sudah satu siklus sehingga tingkat kesuburannya mulai berkurang, oleh karena itu diperlukan upaya untuk mengembalikan tingkat kesuburan tanah.

"Salah satunya dengan mengaplikasikan biochar dari tandan kosong sawit yang banyak tersedia di sekitar kita ini," kata Setiyono yang juga transmigran dari Kabupaten Kediri, Jawa Timur itu.

Sementara itu, praktisi pengguna biochar Arif Firmansyah mengatakan, biochar memiliki nilai ekonomis dan menjadi produk yang layak dipasarkan oleh siapa saja yang mampu memproduksi.

Baca juga: Kadin dorong pemanfaatan biochar solusi degradasi lahan pertanian

Apalagi kebutuhan terhadap biochar tidak hanya terbatas pada individu atau perorangan atau kelompok tani, namun juga rumah tangga, komunitas sampai perusahaan perkebunan.

Pembuatan biochar di Indonesia terus berkembang, baik yang skala kecil hingga pabrik berskala besar, lanjutnya, hal ini menunjukkan potensi biochar sebagai produk bernilai ekonomis yang dapat dimanfaatkan oleh siapapun.

"Petani kelapa sawit punya peluang untuk memanfaatkan biochar sebagai produk yang layak dipasarkan di sekitar tempat tinggal maupun pasar yang lebih luas,” kata Arif Firmansyah.

Baca juga: BPDP: Pemanfaatan biochar tankos sawit tekan penggunaan pupuk kimia

Baca juga: Pemerintah berharap ABII pacu ekosistem biochar nasional

Pewarta: Subagyo
Editor: Abdul Hakim Muhiddin
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |