Jakarta (ANTARA) - Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) menegaskan komitmen untuk mendukung rumah sakit di Tanah Air dalam membangun tata kelola yang baik guna menjamin mutu dan keselamatan layanan kesehatan.
Pesan itu menjadi sorotan utama dalam pembukaan Seminar Nasional PERSI XXI, Seminar Tahunan Patient Safety XIX, dan Hospital Expo XXXVII yang digelar di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City, Tangerang, Kamis (25/9).
“Tema seminar tahun ini adalah Improving Access, Quality, and Safety through Financial Sustainability. Tema ini terkait upaya PERSI mendukung rumah sakit membangun tata kelola yang baik,” kata Ketua Umum PERSI dr. Bambang Wibowo, Sp.O.G, SubSp.K.Fm, MARS, FISQua dalam keterangannya pada Jumat.
Baca juga: PERSI dukung regulasi KRIS untuk pemerataan layanan kesehatan
Di sisi lain, PERSI juga melakukan advokasi agar tarif JKN memenuhi kebutuhan rumah sakit, memberi ruang untuk pengembangan mutu, serta mendukung investasi agar rumah sakit bisa bertumbuh.
Dalam rangka memperkuat kapasitas manajemen, PERSI meluncurkan Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) yang menyiapkan program akreditasi lembaga diklat profesi, modul pelatihan berbasis kompetensi, serta berbagai kursus strategis meliputi green hospital, e-medical record, manajemen bencana, hingga tata kelola hukum rumah sakit.
Selain itu, PERSI menjalankan program Eksekutif Muda Rumah Sakit (EMRI) untuk menyiapkan talenta muda berusia maksimal 35 tahun melalui kurikulum yang dirancang bersama pakar nasional maupun internasional.
Seminar nasional yang diikuti lebih dari seribu peserta tersebut juga menghadirkan pengumuman peringkat rumah sakit di Indonesia, serta penganugerahan RS Ramah Keselamatan Pasien yang diberikan kepada lima rumah sakit, termasuk RS Mata “Dr. YAP” Yogyakarta dan RS Jantung Harapan Kita.
Baca juga: Persi nobatkan RSUD AWS Kaltim terbaik tangani pasien kanker
Apresiasi PERSI
Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Praktikno dalam sambutannya menyatakan pemerintah saat ini dalam proses memenuhi target pembangunan 66 RS pada akhir tahun 2026 di pulau-pulau daerah tertinggal dan terdepan serta menaikkan klasifikasi 32 RS pemerintah.
Sementara, Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan Azhar Jaya menegaskan pihaknya mengapresiasi berbagai kiprah PERSI yang menjadi salah satu pemangku kepentingan pembangunan kesehatan nasional.
“Jika PERSI sudah bergerak, kami sangat gembira, contohnya, terkait keselamatan pasien yang digeluti PERSI, menjadi salah satu syarat RS meraih klasifikasi paripurna,” ujar Azhar.
Baca juga: BPJS Kesehatan perkuat kolaborasi digitalisasi layanan
Azhar juga menjelaskan, klasifikasi dasar, madya, utama, serta paripurna akan menggantikan sistem kelas yang selama ini dibagi atas A, B, C, hingga D. Terkait regulasi Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) yang kini tengah dimatangkan, Azhar menjelaskan telah dipastikan nantinya maksimal tempat tidur rawat inap sebanyak empat tempat tidur.
“Kami juga mengingatkan agar RS segera mengisi sistem RS Online yang menjadi peranti pemutakhiran data dalam rangka persiapan implementasi KRIS,” kata Azhar.
Baca juga: Kemenparekraf luncurkan aplikasi PERSI untuk monev rencana kerja
Baca juga: PERSI: Transformasi digital berikan layanan kesehatan efektif
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.