UI dorong peningkatan teknis guru 3T cegah kekerasan seksual pada anak

11 hours ago 4
Pemerintah daerah dan juga guru hingga saat ini tidak begitu memiliki pengetahuan teknis bagaimana mengatasi persoalan tersebut secara komprehensif

Depok (ANTARA) - Tim Peneliti Universitas Indonesia (UI) berharap pemerintah bisa meningkatkan pengetahuan teknis kepada guru dan tenaga pengajar untuk mengatasi masalah kekerasan seksual anak di Kawasan 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar) di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Walaupun sudah memiliki regulasi, hingga saat ini banyak pemerintah daerah dan sekolah, terutama di Kawasan 3T, belum mengetahui mekanisme pencegahan dan penanganan kasus kekerasan.

“Pemerintah daerah dan juga guru hingga saat ini tidak begitu memiliki pengetahuan teknis bagaimana mengatasi persoalan tersebut secara komprehensif,” kata Ketua Tim Riset Pencegahan Kekerasan Seksual pada Anak UI Emir Chairullah dalam keterangan tertulisnya usai Diskusi Penanganan Kekerasan Seksual pada Anak di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin.

Emir menjelaskan saat penelitian timnya menemukan persoalan kekerasan seksual pada anak di NTT merupakan problem yang sangat serius.

Baca juga: KPAI minta pemahaman terhadap UU TPKS dan Perlindungan Anak diperkuat

Yang patut disayangkan, tambahnya, banyak pihak baik dari kalangan pemerintah hingga masyarakat belum menjadikan isu kekerasan seksual pada anak ini sebagai problem serius yang harus segera diatasi.

“Padahal kasus ada banyak, namun yang muncul ke permukaan hanya sedikit, seperti fenomena gunung es,” jelasnya.

Saat ini, menurutnya, pengetahuan dan keterampilan tenaga pendidik mengenai pencegahan dan penanganan kasus kekerasan seksual masih terbatas.

Sebagai contoh kebanyakan guru belum berani menjelaskan fungsi anggota tubuh pribadi maupun perlindungannya karena dianggap masih dianggap tabu. “Padahal pengetahuan ini bertujuan agar anak-anak bisa memproteksi diri ketika menghadapi bahaya kekerasan seksual,” ucapnya.

Baca juga: WHO: Hampir 1 dari 3 perempuan di dunia hadapi kekerasan seksual

Emir mencontohkan betapa seriusnya problem ini, dimana sekitar 70 persen penghuni lembaga pemasyarakatan di NTT merupakan pelaku kejahatan yang menyangkut kekerasan seksual.

Karena itu timnya berharap pemerintah daerah, tenaga pendidik, dan tokoh masyarakat lokal, bisa bersama-sama terlibat mengatasi kekerasan seksual tersebut.

“Apalagi kasus ini biasanya timbul akibat adanya relasi kuasa, baik di lembaga pendidikan maupun masyarakat,” ungkapnya.

Baca juga: KPPPA kawal kasus kekerasan seksual anak oleh mantan Kapolres Ngada

Pewarta: Feru Lantara
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |