Trafik rendah, pengelola Tol Cibitung-Cilincing usul integrasi tarif

20 hours ago 2
Untuk itu, kami berharap ada integrasi, supaya integrasi untuk menghilangkan disparitas tarif

Jakarta (ANTARA) - PT Cibitung Tanjung Priok Port (CTP) Tollways mengusulkan integrasi tarif antar-ruas tol guna mendorong peningkatan trafik di ruas Jalan Tol Cibitung-Cilincing (JTCC) yang masih tergolong rendah.

Direktur Utama CTP Tollways Yaya Ruhiya mengatakan rata-rata transaksi harian di JTCC saat ini mencapai 34.000–36.000 kendaraan. Namun, volume tertimbang—yang mengukur jarak tempuh kendaraan—baru berkisar 8.500–8.700 kendaraan per hari.

“Padahal target awal dalam rencana bisnis BPJT (Badan Pengelola Jalan Tol) tertimbangnya itu semestinya tahun ini sudah sampai 34.000 kendaraan per hari,” kata Yaya saat mendampingi kunjungan media ke JTCC di Bekasi, Jawa Barat, Selasa.

Ia menilai salah satu penyebab rendahnya trafik adalah disparitas tarif yang cukup tinggi dibandingkan ruas tol lain.

Untuk kendaraan golongan I misalnya, selisih tarif antara JTCC dan Tol Cikunir bisa mencapai Rp70.000. Sementara untuk golongan IV dan V, selisihnya bahkan mencapai Rp140.000.

“Untuk itu, kami berharap ada integrasi, supaya integrasi untuk menghilangkan disparitas tarif. Jadi orang mau lewat Tol Jakarta-Cikampek dengan lewat tol JTCC ini tarifnya relatif sama,” kata dia.

Yaya menambahkan CTP Tollways telah mengusulkan skema integrasi tarif kepada pemerintah. Usulan tersebut saat ini masih dalam tahap pembahasan.

“Sudah kami usulkan, tapi belum final. (Skemanya) pasti (tarif) ada yang naik dan ada yang turun,” katanya.

Selain mendorong integrasi tarif, CTP Tollways juga telah menerapkan diskon hingga 50 persen bagi kendaraan golongan II ke atas sejak JTCC mulai beroperasi pada 2023.

Diskon ini diberikan sebagai bentuk subsidi, mengingat kemampuan bayar pengguna di golongan tersebut dinilai lebih rendah.

Pembangunan JTCC, yang diresmikan Presiden Ke-7 RI Joko Widodo pada 2022, merupakan bagian dari rencana induk pemerintah dalam pengembangan jaringan jalan tol nasional.

JTCC dirancang sebagai bagian dari jaringan Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta 2 (JORR 2), melengkapi keberadaan tol dalam kota dan JORR 1, dengan tujuan utama mendistribusikan arus lalu lintas agar tidak terpusat di kawasan dalam kota yang sebelumnya kerap mengalami kemacetan.

Namun, Yaya menjelaskan karena JORR 2 dibangun belakangan, biaya investasinya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan JORR 1 maupun tol dalam kota.

Kondisi ini berdampak pada tarif tol yang lebih mahal, sehingga pengendara cenderung membandingkan biaya lintasan antara JORR 1 dan JORR 2 sebelum memilih rute.

Ruas jalan Tol Cibitung-Cilincing memiliki panjang 34 km. Saat ini JTCC memiliki 5 interchange, yaitu Cibitung, Telaga Asih, Gabus, Tarumajaya dan Cilincing.

Di Interchange Cibitung JTCC terhubung dengan ruas tol Jakarta-Cikampek dan ruas tol Cimanggis-Cibitung, sedangkan di Interchange Cilincing terhubung dengan JORR-1.

Baca juga: ALI: Tol Cibitung-Cilincing belum efektif dukung efisiensi logistik

Baca juga: Menteri PU akan cek tarif Jalan Tol Cibitung-Cilincing

Baca juga: ALFI sebut pemanfaatan JTCC oleh pelaku usaha logistik masih rendah

Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |