Kabupaten Bogor (ANTARA) - Sebanyak 3.000 personel gabungan dari TNI, Polri, pemerintah daerah, dan relawan masyarakat disiagakan untuk menghadapi potensi bencana di wilayah Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Apel gelar pasukan siaga tanggap bencana itu digelar di Lapangan Tegar Beriman, Cibinong, Rabu.
“Kegiatan hari ini merupakan perintah langsung Bapak Kapolri untuk mengecek kesiapan personel TNI-Polri, pemerintah daerah, serta seluruh stakeholder dan masyarakat dalam menghadapi potensi bencana,” kata Kapolres Bogor AKBP Wikha Ardilestanto didampingi Bupati Bogor Rudy Susmanto.
Ia menuturkan, kegiatan apel juga diisi dengan pemberian rompi khusus kepada relawan Taruna Siaga Bencana (Tagana) sebagai simbol koordinasi dan kesiapsiagaan masyarakat dalam upaya tanggap darurat. “Rompi ini menjadi tanda agar koordinasi para relawan di lapangan lebih mudah,” ujarnya.
Menurut Kapolres, kesiapsiagaan menjadi hal penting di tengah kondisi cuaca yang sedang tidak menentu dan meningkatnya potensi bencana hidrometeorologi. Ia menegaskan, pemerintah daerah bersama TNI-Polri dan masyarakat harus sigap menghadapi situasi darurat yang bisa terjadi sewaktu-waktu.
“Kita tahu saat ini cuaca kurang bersahabat. Pemerintah daerah bersama TNI-Polri dan masyarakat harus siap agar penanganan bencana bisa cepat, tepat, dan menyelamatkan masyarakat terdampak,” ucapnya.
Baca juga: Bupati Bogor sempurnakan layanan 112 sikapi tingginya potensi bencana
Wikha menjelaskan, potensi bencana di Kabupaten Bogor tersebar hampir di seluruh kecamatan, mulai dari wilayah selatan yang rawan longsor hingga kawasan perkotaan yang kerap dilanda banjir. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya sinergi lintas sektor dalam menghadapi bencana.
“Tadi kita hadirkan seluruh unsur Forkopimcam agar bisa saling bersinergi dan berkoordinasi dalam penanganan bencana di wilayah masing-masing,” ujarnya.
Ia menambahkan, personel yang disiagakan tersebar di 40 kecamatan dengan total penduduk lebih dari lima juta jiwa. Setiap polres dan polsek juga telah memiliki posko khusus tanggap bencana yang terhubung dengan call center 110 serta layanan darurat pemerintah daerah.
“Dengan sistem ini, setiap laporan masyarakat bisa langsung ditangani dengan cepat oleh semua pihak terkait,” ujar Kapolres.
Menyinggung wilayah selatan yang rawan longsor, AKBP Wikha menyebutkan bahwa usai apel, Bupati dan jajaran Forkopimda akan meninjau kawasan Megamendung untuk melihat praktik baik pengelolaan hutan organik yang dinilai berperan mencegah banjir dan erosi.
“Ada satu contoh menarik di Megamendung, yakni hutan organik yang viral dan menunjukkan pentingnya menjaga hutan untuk mencegah bencana,” katanya.
Baca juga: Bupati susun strategi percepatan tangani banjir-longsor landa Bogor
Dari sisi sarana dan prasarana, Kapolres memastikan seluruh kebutuhan dasar penanganan bencana telah tersedia baik dari TNI-Polri maupun pemerintah daerah. Namun, ke depan akan dilakukan penguatan terhadap fasilitas pemadam kebakaran agar jangkauannya semakin luas.
“Alhamdulillah, sarpras sudah lengkap. Ke depan, Pak Bupati juga merencanakan peningkatan kualitas alat pemadam kebakaran dan fasilitas lain untuk memperkuat penanganan darurat,” katanya.
Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































