Sri Susuhunan Paku Buwono XIII wafat: Inilah sosok penjaga budaya Jawa

8 hours ago 5

Jakarta (ANTARA) - Kabar duka menyelimuti Keraton Kasunanan Surakarta. Sri Susuhunan Pakubuwono XIII, figur pemimpin yang selama ini menjadi penjaga kelestarian adat dan tradisi Jawa, diketahui berpulang pada Minggu pagi (2/11).

Beliau menghembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Indriati setelah menjalani perawatan intensif. Kondisi kesehatan Sinuhun memang menurun dalam beberapa bulan terakhir akibat komplikasi penyakit. Pihak keluarga telah mengonfirmasi berita kepergian sang raja tersebut.

Tidak hanya keluarga besar Keraton Surakarta Hadiningrat yang berduka, masyarakat luas pun merasakan kehilangan sosok yang begitu dihormati dan memiliki peran penting dalam pelestarian budaya Jawa.

Lantas siapakah sosok sebenarnya Sri Susuhunan Pakubuwono XIII? Berikut sekilas profilnya yang dirangkum dari berbagai sumber.

Profil Sri Susuhunan Pakubuwono XIII

Latar belakang dan keluarga

Sri Susuhunan Pakubuwono XIII memiliki nama lengkap Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo Hangabehi. Beliau lahir di Surakarta, 28 Juni 1948, sebagai putra sulung dari Sri Susuhunan Pakubuwono XII. Dalam kehidupan keluarga, beliau didampingi oleh Permaisuri Gusti Kanjeng Ratu Pakubuwono dan dikaruniai seorang putra bernama KGPH Purbaya.

Pakubuwono XIII dinobatkan sebagai raja pada tahun 2004 setelah berpulang-nya PB XII yang memimpin selama hampir enam dekade. Semasa bertakhta, beliau dikenal memiliki karakter yang tenang, rendah hati, dan teguh dalam menjaga marwah budaya Jawa.

Konsistensi menjaga tradisi

Dalam kepemimpinan-nya, berbagai upacara adat dan ritual keraton tetap dilestarikan. Tradisi besar seperti Sekaten dan Tingalan Jumenengan Dalem berlangsung dengan khidmat setiap tahunnya. Sinuhun juga mendukung penuh perkembangan seni, musik gamelan, hingga ritual kebudayaan lain yang menjadi identitas Keraton Surakarta.

Di bawah arahannya, Keraton Surakarta aktif menjadi ruang pembelajaran budaya bagi masyarakat. Beliau menjalin kerja sama dengan pemerintah daerah dan seniman untuk memperkenalkan tradisi Jawa kepada generasi muda. Wisata budaya pun semakin terbuka agar publik bisa memahami sejarah dan peran keraton secara lebih dekat.

Sosok pemimpin yang disegani

Sri Susuhunan Pakubuwono XIII dikenal sebagai figur pemimpin yang sederhana dan mengayomi. Komitmennya menjaga warisan leluhur membuat beliau dihormati luas sebagai simbol keteguhan tradisi di tengah pesatnya perkembangan zaman.

Kehidupan sebelum dinobatkan menjadi raja

Sebelum dinobatkan sebagai raja, Hangabehi sudah lama terlibat aktif dalam berbagai kegiatan penting di Keraton Surakarta. Ia pernah dipercaya memimpin Museum Keraton dan menduduki sejumlah jabatan strategis lainnya di lingkungan keraton. Pengabdian-nya semakin menonjol ketika pada tahun 1985 terjadi kebakaran besar di area keraton.

Hangabehi ikut turun langsung mengoordinasikan upaya penyelamatan dan berhasil menjaga banyak pusaka bernilai sejarah agar tidak ikut musnah. Atas kontribusi tersebut, ayahandanya, Pakubuwono XII, menganugerahkan Bintang Sri Kabadya I, sebuah penghargaan kehormatan tertinggi yang hanya pernah diterima oleh beliau di antara para putra raja lainnya.

Tak hanya berdedikasi untuk keraton, Hangabehi juga memiliki pengalaman bekerja di luar lingkungan istana. Ia pernah berkarr di Caltex Pacific Indonesia di Riau, sebelum kemudian menetap di Jakarta.

Di luar kesibukan resmi, ia dikenal memiliki minat yang besar pada musik dan teknologi. Bahkan, ia sempat aktif sebagai anggota Organisasi Amatir Radio Indonesia (ORARI), mencerminkan sisi modern dan kreatif dari dirinya.

Wafat dan ucapan belasungkawa

Menurut keterangan keluarga yang disampaikan beliau berpulang pada usia 77 tahun di RS Indriati Solo Baru, sekitar pukul 07.29 WIB. Ucapan belasungkawa mengalir dari berbagai tokoh adat, pejabat daerah, hingga masyarakat Solo. Keraton pun telah mempersiapkan rangkaian upacara adat untuk memberikan penghormatan terakhir.

Prosesi pemakaman

Jenazah almarhum disemayamkan di Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat sebelum dimakamkan di Makam Raja-Raja Imogiri, Bantul, DIY tempat peristirahatan para raja Mataram dan penerus-nya.

Baca juga: GS Pakubuwono jadi stasiun bumi komunitas paling lengkap dan canggih

Baca juga: Keraton Yogyakarta hentikan gamelan hingga pemakaman Paku Buwono XIII

Baca juga: Raja Keraton Surakarta Paku Buwono XIII mangkat

Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |