Jakarta (ANTARA) - Pelajar SDN Panunggalan 2, Kecamatan Tunjung Teja, Kabupaten Serang, Banten, menyambut antusias kedatangan alat bantu belajar layar digital pintar yang dikirim Presiden Prabowo Subianto.
Sekretariat Kabinet (Setkab) di Jakarta, Rabu, menginformasikan bahwa perangkat digital bernama Interactive Flat Panel (IFP) berfungsi untuk mendukung kegiatan belajar mengajar siswa.
"Guru dan murid-murid sekolah bahkan menyambut langsung kedatangan smart board itu di halaman sekolah," demikian petikan keterangan Tim Setkab.
Momen ini diunggah melalui tayangan video yang diunggah akun media sosial TikTok @bad.human.
“Udahlah MBG ga pure gratis karena pakai uang pajak, sekarang ngasih-ngasih TV besar gratis buat sekolah. Duh, duit pajak rakyat lagi aja yang kena. Ya bagus dong, uang rakyat kembali ke rakyat, daripada dikorupsi. Stay spread love everyone, just support the good things behind," demikian petikan narasi dari tayangan itu.
Baca juga: Prabowo sebar layar digital pintar ke 330 ribu sekolah
Dalam video itu pun terlihat saat smart board akhirnya dipasang di kelas dan digunakan para siswa kelas 5 untuk mata pelajaran matematika. Para siswa di kelas tampak dengan gembira mengikuti pelajaran dengan papan digital tersebut.
Ribuan netizen turut memberikan komentar positif di kolom komentar video itu. Mereka mendukung pengadaan IFP ke sekolah-sekolah.
“Ini penunjang pembelajaran loh? Era sekarang jangan stuck di situ ga mau belajar digitalisasi dengan alibi buang2 anggaran, pdhl barang nyata dan bermanfaat,” tulis akun @Diaaaa.
“Presiden kita keren, transparansi pajak,” ujar netizen lainnya.
Selain itu akun TikTok @theelvensocial juga membagikan keseruan interaksi siswa-siswi dan guru di ruang kelas saat proses belajar mengajar berlangsung. Siswa begitu antusias di kelas dengan hadirnya teknologi yang mendukung pembelajaran.
Baca juga: Ketua DPR: Digitalisasi demi sistem pendidikan nasional merata-adaptif
“Terima kasih atas pemberian smart tv-nya Pak Prabowo,” tulis akun tersebut.
Unggahan itu juga dibanjiri komentar netizen. “Jujur anak sekolah jaman sekarang sudah dipermudah oleh Pak Presiden, tinggal kalian rajin saja, beda sama kita anak 90-an,” kata akun @rudywiradilaga.
Ada juga netizen yang iri karena sudah lulus sekolah, sehingga tidak bisa menikmati belajar di sekolah dengan fasilitas smart board hingga Makan Bergizi Gratis (MBG).
“Makin iri udah lulus, kemarin MBG sekarang smart TV,” ucap akun @yanhoong.
Menurut keterangan Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikdasmen, IFP yang dibagikan pemerintah ini mampu dioperasikan di sekolah yang tidak punya akses internet.
Kemendikasmen memberikan perangkat tambahan agar konten-konten pembelajaran bisa diakses melalui smart board dengan penyimpanan eksternal.
Baca juga: Kemendikdasmen siap latih ribuan guru terampil mengajar koding-AI
Selain itu Kemendikasmen sudah menyiapkan sistem pelatihan guru yang dibuat berlapis, mulai dari pelatihan langsung, webinar, hingga modul belajar mandiri di platform digital kementerian.
Presiden Prabowo meluncurkan program digitalisasi pendidikan melalui distribusi smart digital screen atau layar pintar ke 330 ribu sekolah di seluruh Indonesia secara bertahap.
Teknologi ini akan menampilkan materi pelajaran terbaik, termasuk animasi, dan menjadi solusi kekurangan guru di berbagai daerah.
Melalui sistem ini pemerintah akan menyeleksi 20–30 guru terbaik per mata pelajaran untuk mengajar dari studio pusat sehingga bisa menjangkau seluruh kelas di Tanah Air.
Layar pintar juga dilengkapi kamera interaktif yang memungkinkan pemantauan langsung dari pusat, termasuk memantau kelas tanpa guru atau yang membutuhkan bantuan tambahan.
Program ini diharapkan meningkatkan kualitas pembelajaran, memperluas akses pendidikan modern, dan memastikan seluruh siswa mendapatkan materi yang sama, baik di kota besar maupun wilayah terpencil.
Baca juga: Digitalisasi, Mendikdasmen siap bagi ribuan "smart board" ke sekolah
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.