Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mengatakan upaya untuk meningkatkan kesehatan fisik dan mental masyarakat harus seimbang demi meningkatkan kualitas pembangunan sumber daya manusia nasional.
Dia menyampaikan pertanyaan itu pada diskusi daring bertema Pendidikan Keluarga untuk Mewujudkan Kesehatan Jiwa Holistik yang digelar Forum Diskusi Denpasar 12 pada Rabu.
“Kemajuan peradaban mesti diimbangi dengan pembangunan manusia yang sehat jasmani rohani. Karena itu negara harus mampu menjamin kesehatan fisik dan mental/jiwa setiap warga negaranya secara seimbang,” ujarnya sebagaimana keterangan tertulis.
Menurut dia, upaya penanganan kesehatan mental masyarakat membutuhkan campur tangan pemerintah dan keluarga. Dia menyebut pendidikan keluarga merupakan salah satu langkah yang dapat ditempuh untuk memberi pemahaman tentang kesehatan mental.
Apalagi, sambung dia, Indonesia-National Adolescent Mental Health Survey pada tahun 2022 mencatat bahwa satu dari tiga remaja (34,9 persen) atau setara dengan 15,5 juta remaja Indonesia memiliki setidaknya satu masalah kesehatan mental.
Padahal, secara formal, Indonesia telah memiliki Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa yang kemudian diintegrasikan ke dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan.
“Namun, implementasi kebijakan tersebut masih jauh dari harapan,” kata Rerie, sapaan akrabnya.
Dia menilai, sistem layanan kesehatan jiwa saat ini masih mengalami kekurangan tenaga profesional dan panduan operasional untuk mengintegrasikan layanan kesehatan jiwa yang menyeluruh.
Selain itu, hanya sebagian kecil dari anggaran kesehatan yang dialokasikan untuk kesehatan mental. Dua pertiga dari dana itu masih diarahkan ke rumah sakit jiwa, bukan layanan preventif yang berbasis masyarakat.
Oleh karena itu, Rerie berharap para pemangku kepentingan di tingkat pusat maupun daerah mampu menanamkan pemahaman terkait pentingnya kesehatan jiwa sejak di lingkungan keluarga.
Sebab, menurut dia, pendidikan berperan strategis dalam membentuk pemahaman yang dapat memengaruhi persepsi publik, meningkatkan tentang kesehatan jiwa, serta mendorong upaya pencegahan kesehatan jiwa sejak dini.
Baca juga: Waka MPR: Peran aktif kampus dibutuhkan dalam pembangunan nasional
Baca juga: Waka MPR ingin PRT segera diakui sebagai pekerja formal
Pewarta: Fath Putra Mulya
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.