Jakarta (ANTARA) - Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan menegaskan pentingnya peran aktif pemerintah daerah dalam penguatan layanan kesehatan masyarakat, khususnya dalam upaya pencegahan dan pengendalian penyakit menular, dalam seminar dan lokakarya (semiloka) nasional Asosiasi Dinas Kesehatan Seluruh Indonesia (ADINKES) 2025 yang berlangsung di Bali pada 29 April–2 Mei 2025.
Dalam keterangannya pada Kamis, Direktur Penyakit Menular Kementerian Kesehatan RI, dr Ina Agustina Isturini, MKM, menyampaikan apresiasi atas peran ADINKES dalam mendukung transformasi sistem kesehatan.
"Upaya pengendalian penyakit tidak cukup hanya dilakukan dari pusat. Peran aktif daerah sangat penting karena bersentuhan langsung dengan masyarakat," kata dia.
Baca juga: 1.156 ember isi bibit nyamuk Wolbachia disebar di Srengseng
Kegiatan yang diinisiasi oleh Asosiasi Dinas Kesehatan Seluruh Indonesia tersebut menjadi ruang strategis bagi kolaborasi lintas sektor, termasuk dinas kesehatan, pemerintah desa, dan fasilitas layanan kesehatan tingkat pertama, guna memperkuat sistem kesehatan nasional dari akar rumput.
Dalam forum tersebut, isu dengue menjadi salah satu perhatian utama, mengingat tren peningkatan kasus yang terjadi secara nasional. Data Kemenkes mencatat, 488 dari 514 kabupaten/kota di Indonesia tercatat mengalami kejadian dengue pada tahun 2024.
Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah, termasuk penekanan pada edukasi masyarakat melalui gerakan 3M Plus (menguras, menutup rapat wadah penyimpanan air, dan mendaur ulang barang bekas yang bisa menjadi sarang nyamuk, ditambah berbagai langkah tambahan seperti menggunakan obat nyamuk atau menabur larvasida) dan strategi pencegahan berbasis komunitas.
Baca juga: Kemenkes: DBD ada di Indonesia sepanjang tahun, perlu diwaspadai
Namun perubahan pola penularan dan pengaruh iklim menuntut pendekatan baru yang lebih adaptif dan berkelanjutan.
Sejumlah daerah telah memulai inisiatif inovatif, seperti vaksinasi dengue yang dilaksanakan di Kalimantan Timur dan Kabupaten Probolinggo. Program ini menunjukkan hasil awal yang positif, dengan penurunan angka rawat inap dan kematian pada kelompok sasaran.
"Langkah yang diambil oleh Kalimantan Timur dan Probolinggo adalah bentuk nyata bagaimana pemerintah daerah dapat menjadi pionir dalam perlindungan kesehatan masyarakat. Praktik-praktik seperti ini perlu menjadi inspirasi bagi daerah lainnya," kata dr Ina.
Baca juga: Hasil evaluasi nyamuk wolbachia di Jakbar sudah menyatu dalam populasi
Pemerintah menargetkan seluruh kabupaten/kota memiliki angka kejadian dengue di bawah 10 per 100.000 penduduk. Namun capaian ini masih menjadi tantangan di banyak wilayah, termasuk Provinsi Bali yang hingga 2024 masih mencatat angka di atas target.
Ketua ADINKES, dr M. Subuh, MPPM, menegaskan bahwa forum semiloka menjadi wahana penting untuk berbagi praktik baik dan mendorong sinergi antara sektor kesehatan dan pemberdayaan masyarakat desa.
"Kesehatan masyarakat tidak akan terwujud tanpa dukungan dari semua pihak, khususnya pemerintah desa sebagai garda terdepan," kata dia.
Melalui forum seperti semiloka nasional, pemerintah berharap dapat mempercepat pencapaian target pembangunan kesehatan nasional dan memperkuat ketahanan sistem kesehatan Indonesia dalam menghadapi berbagai tantangan penyakit menular di masa depan.
Baca juga: Kemenkes luncurkan kampanye cegah DBD bangun kesadaran masyarakat
Baca juga: Sudinkes dan UGM petakan titik bibit nyamuk ber-Wolbachia di Kembangan
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025