BNPT apresiasi Soufan Center atas kajian ikrar kembalinya JI ke NKRI

4 hours ago 4

Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI memberi apresiasi pada Soufan Center atas kajian terkini yang berkaitan dengan ikrar kembalinya organisasi radikal Jamaah Islamiyah (JI) kepada NKRI.

Adapun Soufan Center merupakan sebuah lembaga independen yang berfokus pada penelitian dan kebijakan terkait masalah keamanan global, termasuk terorisme.

"Kami mengapresiasi atas kajian, analisis, dan riset yang dilakukan baik pada tingkat global, wilayah Asia Tenggara, juga Indonesia," kata Kepala BNPT RI Komjen Pol. Eddy Hartono dalam pertemuan dengan Pendiri Soufan Center di Doha, Qatar, Rabu (30/4), seperti dikonfirmasi di Jakarta, Kamis.

Dalam kesempatan tersebut, Kepala BNPT RI didampingi Duta Besar Indonesia untuk Qatar Ridwan Hassan dan Deputi Kerja Sama Internasional BNPT RI Andhika Crisnayudhanto.

Andhika menyampaikan bahwa radikalisme dan terorisme masih menjadi ancaman nyata di dunia. Adapun Indonesia telah melalui perjalanan panjang dalam menanggulangi terorisme.

Sementara itu, Pendiri Soufan Center Ali Soufan berkomitmen untuk terus mendukung pemerintah Indonesia dalam memberikan hasil kajian yang relevan untuk mendukung upaya penanggulangan terorisme.

"Terima kasih dan kami akan terus mendukung Indonesia dalam memberikan berbagai hasil kajian yang relevan," ucap Ali dalam kesempatan yang sama.

Menurutnya, berbagai kajian tersebut bisa dijadikan rujukan bagi pemerintah Indonesia dalam mengembangkan kebijakan, strategi, dan program nasional dalam penanggulangan terorisme.

Lebih lanjut, dirinya berharap dunia dapat belajar dari praktik baik di Indonesia, khususnya dari berbagai capaian dalam upaya penanggulangan terorisme.

Soufan Center, sebagai penyelenggara Global Security Forum, kata dia, telah menyatukan komunitas internasional, pejabat senior terkait, ahli atau pakar, akademisi, serta jurnalis untuk mengatasi tantangan keamanan internasional.

Jamaah Islamiyah telah mengumumkan pembubarannya pada tanggal 30 Juni 2024 melalui deklarasi yang dilakukan oleh 16 tokoh senior di Bogor, Jawa Barat, dengan komitmen untuk meninggalkan kekerasan dan ekstremisme serta mendukung NKRI.

Para mantan anggota Jamaah Islamiyah sepakat untuk mengembangkan ajaran Islam yang damai dan toleran sejalan dengan prinsip-prinsip Ahlussunnah wal Jama'ah. Lebih dari 100 anggota Jamaah Islamiyah, termasuk tokoh senior dan pimpinan pesantren, menghadiri deklarasi tersebut.

Deklarasi puncak pembubaran Jamaah Islamiyah berlangsung di Surakarta, Jawa Tengah, pada Sabtu (21/12/2024), yang dihadiri ribuan mantan anggota Jamaah Islamiyah dari wilayah Surakarta, Kedu, dan Semarang.

Sebanyak 1.400 perwakilan eks anggota Jamaah Islamiyah menyatakan siap kembali ke pangkuan NKRI, mematuhi hukum yang berlaku, serta berkomitmen untuk menjauhkan diri dari paham dan kelompok ekstrem.

Baca juga: LPOI sebut tokoh dan ormas agama harus jadi penyelesai dan pendamai

Baca juga: BNPT dan Kementerian BUMN serahkan beasiswa ke mitra deradikalisasi

Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |