Sekolah Rakyat, secercah harapan bagi warga Bumi Mandalika

5 hours ago 2
Sekolah ini didirikan untuk mencetak anak-anak unggulan dengan jiwa nasionalisme yang tinggi

Jakarta (ANTARA) - Sekolah Rakyat memiliki tujuan utama untuk mencetak jiwa nasionalisme generasi penerus bangsa yang berkarakter serta memutus mata rantai kemiskinan.

Di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB), Sekolah Rakyat akan dibangun sebanyak lima sekolah, dengan luas area masing-masing lokasi minimal enam hektare. Fasilitasnya terdiri atas asrama, ruang kelas tingkat SD hingga SMA, layanan kesehatan, ruang makan, perpustakaan, fasilitas olah raga yang lengkap, lapangan sepakbola dan berbagai fasilitas lainnya.

Menunggu lokasi utama terbangun hingga tahun depan, Kementerian Sosial (Kemensos) RI mendapatkan kepercayaan dari Presiden RI Prabowo Subianto untuk menyelenggarakan Sekolah Rakyat pada tahap pertama. Salah satunya, Sentra Paramita yang ditunjuk sebagai Sekolah Rakyat tahap pertama di NTB, yang akan mendapat mandat menerima empat rombongan belajar (rombel) berkapasitas 100 siswa pada jenjang kelas 1 SMP atau kelas 7.

Baca juga: Menko PM tinjau lokasi Sekolah Rakyat di Indramayu

"Sekolah ini didirikan untuk mencetak anak-anak unggulan dengan jiwa nasionalisme yang tinggi, berkarakter kuat, memiliki ilmu dan keterampilan yang cakap, sehingga membentuk mereka menjadi manusia yang berkualitas dan berahlak," kata Kepala Sentra Paramita Mataram Arif Rohman di hadapan 108 anak calon siswa Sekolah Rakyat 2025 dari 10 kecamatan di Kabupaten Lombok Barat, NTB, Sabtu.

Arif mengatakan kehadiran sekolah ini diharapkan akan membuka akses seluas-luasnya bagi siswa untuk memperoleh pendidikan yang berkualitas, lingkungan belajar yang kondusif dan mendukung masa depan mereka.

Baca juga: Wamensos nyatakan pihaknya siap selenggarakan Sekolah Rakyat Juli 2025

Calon siswa Sekolah Rakyat, jelasnya, diprioritaskan berasal dari keluarga dalam kategori desil 1 Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN), yakni kategori miskin dan miskin ekstrem sesuai arahan Menteri Sosial RI Saifullah Yusuf.

Arif berharap program ini dapat menjadi solusi jangka panjang dalam mencegah terputusnya kesempatan bersekolah di kalangan keluarga miskin ekstrem.

Sementara, Salah satu calon siswa Sekolah Rakyat yang berdomisili di Kuripan, Lombok Barat, NTB, Novatul Alfatiha (12) terlihat sangat antusias.

"Saya ingin sekolah. Ingin meringankan ibu. Kalau saya bisa masuk sekolah ini (Sekolah Rakyat), saya tetap bisa lanjut sekolah, ibu enggak susah, enggak sedih lagi," ucap Novatul.

Adapun Fatimatul, ibu dari Novatul berharap Sekolah Rakyat bisa menjadi solusi masa depan bagi tiga orang anaknya. Sebab, saat ini keluarganya sedang tertimpa kesulitan ekonomi.

Baca juga: Wamensos: Sekolah Rakyat munculkan kembali harapan masyarakat miskin

Fatimatul tercatat sebagai penerima bantuan sosial Program Keluarga Harapan (PKH) dan bantuan sosial sembako. Seiring berkembangnya usaha kecil-kecilan di rumah mereka, penghasilan meningkat, dia mengundurkan diri dari kepesertaan PKH dan hanya bersedia menerima bansos sembako agar dapat memberikan kesempatan kepada warga lain yang kurang mampu.

"Meskipun hidup kami terpuruk, saya tidak ingin anak-anak juga ikut terpuruk. Alhamdulillah, anak-anak berkeinginan sekolah semua. Termasuk Nova. Anak ini keinginannya bersekolah kuat," ucap Fatimatul.

Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: M. Tohamaksun
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |