Karawang (ANTARA) - Sejumlah rumah dan gedung pemerintahan di wilayah selatan Kabupaten Karawang, Jawa Barat dilaporkan mengalami kerusakan akibat gempa bermagnitudo 4,9 yang berpusat di tenggara Bekasi, Jabar, Rabu malam.
Sesuai dengan informasi dari BMKG, gempa terjadi di titik lokasi: 6.48 LS, 107.24 BT (14 kilometer Tenggara Kabupaten Bekasi, Jawa Barat), di kedalaman:10 kilometer dengan Magnitudo: 4.9, pada Rabu malam pukul 19:54:55 WIB.
Camat Pangkalan, Bunawan, saat dihubungi di Karawang, mengatakan untuk sementara ini dilaporkan bahwa daerahnya mengalami dampak gempa paling parah dibandingkan dengan daerah lain di wilayah Karawang.
Selain membuat panik warga, getaran gempa juga mengakibatkan sejumlah rumah warga, gedung perkantoran dan gedung sekolah mengalami kerusakan yang cukup parah.
Baca juga: Badan Geologi sebut Gempa Bekasi diakibatkan Sesar Baribis
Ia menyampaikan, sesuai dengan pendataan sementara sejumlah rumah di wilayah Kecamatan Pangkalan dilaporkan mengalami kerusakan.
Kemudian gedung kantor kecamatan dan satu unit gedung sekolah juga dilaporkan mengalami kerusakan.
Sebagian besar kerusakan akibat gempa tersebut ialah di bagian atap dan dinding yang mengalami retak. Selain itu, aula kantor Kecamatan Pangkalan juga dilaporkan ambruk.
"Untuk sementara seperti itu. Kami masih melakukan pendataan lebih lanjut," katanya.
Sementara itu, getaran gempa yang terjadi pada Rabu malam itu cukup terasa di wilayah Karawang. Termasuk di wilayah perkotaan. Bahkan beberapa kali terjadi getaran.
Baca juga: BMKG: Gempa dirasakan di Jakarta dipicu sesar busur belakang Jabar
Sejumlah warga berhamburan ke luar rumah saat terjadi getaran yang cukup terasa. Termasuk di sejumlah pusat perbelanjaan, sejumlah warga panik dan berhamburan ke luar pertokoan.
"Sangat terasa getaran gempanya, ada sekitar 4-5 detik," kata Nana, salah seorang warga Kecamatan Karawang Timur, Karawang.
Pewarta: M.Ali Khumaini
Editor: Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.