Jakarta (ANTARA) - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan bahwa pengembangan Green Industry Service Company (Gisco) yang diinisiasi oleh kementeriannya mendapat dukungan penuh dari Bank Dunia (World Bank).
Agus menyebut dukungan tersebut tidak hanya berupa pemikiran, tetapi juga komitmen menyiapkan soft loan untuk pengembangan infrastruktur Gisco serta grant bagi proses bisnisnya. Ia menambahkan, Gisco nantinya akan menjadi bagian dari program Bank Dunia di Indonesia.
“Gisco ini sudah kami konsultasikan, sudah kami bicarakan dengan World Bank. Dan World Bank mendukung sepenuhnya terhadap pengembangan atau pembentukan Gisco,” kata Agus dalam acara Kumparan Green Initiative Conference 2025 di Jakarta, Kamis.
Ia menjelaskan, Gisco merupakan layanan terpadu yang menyediakan pendampingan teknis, asesmen efisiensi sumber daya, perhitungan jejak emisi, rencana transisi hijau, hingga fasilitas pembiayaan hijau.
Gisco akan menjadi jembatan antara pelaku usaha atau pihak industri, teknologi provider, dan penyedia pembiayaan hijau (green financing).
Menurutnya, inisiatif ini juga sudah mendapat restu dari Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas).
“Kami menargetkan Gisco sebagai motor penggerak ekosistem industri hijau nasional yang terhubung dengan standar-standar internasional,” kata Menperin.
Ia mengatakan bahwa percepatan pembentukan Gisco menjadi prioritas, apalagi Bank Dunia sudah menyatakan komitmennya. Apabila proses administrasi tuntas, peluncuran Gisco diharapkan dapat terwujud pada semester II 2026.
Menperin menyadari bahwa industri manufaktur yang bertumbuh turut berkontribusi pada peningkatan emisi. Ia mencatat, emisi sektor industri naik dua kali lipat selama periode 2011 hingga 2023.
Sebesar 73 persen emisi bersumber dari peningkatan jumlah energi yang dikonsumsi industri, termasuk untuk penggunaan bahan bakar fosil. Apabila tidak ada upaya yang tepat, maka dikhawatirkan emisi akan meningkat dua kali lipat pada 2050.
“Ini yang terus-menerus kita akan mencari solusinya. Ini hanya data saja yang barangkali di mata kami sudah sejak lama menjadi wake up call, sehingga lahirnya Gisco itu juga dalam rangka kita menjawab wake up call,” kata Menperin.
Adapun Kemenperin menetapkan sembilan sektor prioritas untuk percepatan dekarbonisasi antara lain industri semen, pupuk atau amonia, logam, pulp dan kertas, tekstil, kimia, keramik, makanan dan minuman, serta otomotif.
“Transformasi industri menjadi industri hijau merupakan sebuah kebutuhan mutlak untuk bukan hanya keberlanjutan sektor industri, tapi juga keberlanjutan ekonomi secara utuh serta keberlanjutan hidup bangsa dan negara kita,” kata Menperin.
Baca juga: Menperin sebut Gisco jadi penggerak ekosistem industri hijau
Baca juga: Kemenperin perkuat ekosistem industri hijau lewat pengembangan Gisco
Baca juga: Kemenperin terus promosikan Gisco guna akselerasi industri hijau
Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.