Jakarta (ANTARA) - Telkomsel menegaskan komitmennya dalam mendorong keterlibatan perempuan di industri teknologi melalui pendekatan yang inklusif dan berbasis kompetensi.
Meskipun tidak secara eksplisit merancang program afirmatif berbasis gender, Telkomsel menempatkan kesetaraan kesempatan sebagai prinsip utama dalam setiap inisiatif pengembangan talenta.
“Di Telkomsel, kami tidak membedakan laki-laki atau perempuan, meski masih ada stigma di sebagian masyarakat yang menganggap teknologi adalah industrinya laki-laki, yang kami lihat adalah kapabilitas dan keahlian,” ujar VP Corporate Communications & Social Responsibility Telkomsel Abdullah Fahmi di Jakarta, Kamis.
Baca juga: Telkomsel LinkCar menghadirkan pendukung ekosistem kendaraan cerdas
Baca juga: Telkomsel luncurkan solusi pembayaran aman QRIS Soundbox
Ia menambahkan bahwa banyak posisi strategis, bahkan di divisi teknologi yang selama ini dianggap sebagai domain laki-laki, kini dipegang oleh perempuan.
Begitu pula di internal perusahaan telekomunikasi dan digital tersebut, di mana perempuan diberi kesempatan yang sama untuk mengemban tanggung jawab.
“Telkomsel sangat terbuka untuk kesetaraan gender, kami tidak membedakan gender, itu sudah kami lakukan, pemimpin internal kami juga banyak diisi oleh perempuan,” kata Abdullah.
Keterlibatan perempuan tidak hanya terjadi di level internal perusahaan, tapi juga tercermin dalam berbagai program pengembangan masyarakat yang digelar Telkomsel.
Salah satunya, program Digital Creative Entrepreneurs (DCE), pelatihan digital untuk pelaku UMKM yang diikuti oleh lebih dari 80 persen peserta perempuan.
“Kehadiran perempuan dalam jumlah besar di pelatihan tersebut menunjukkan bahwa ketika akses teknologi dibuka secara inklusif, perempuan tidak hanya mampu beradaptasi, tetapi juga mengambil peran signifikan dalam transformasi digital,” imbuh Abdullah.
Pada kesempatan yang sama, Manager CSR Education & Public Community Development Telkomsel Hadi Sucipto mengungkap, perusahaan pernah berkolaborasi dengan Yayasan Dian Sastrowardoyo untuk mendorong literasi digital perempuan di Indonesia Timur, serta bekerja sama dengan yayasan lain dalam mendukung pendidikan informal anak-anak dari komunitas pemulung, termasuk perempuan dewasa yang mengejar pendidikan kejar paket.
“Kami ingin setiap individu, tanpa melihat latar belakang atau gender, punya peluang yang sama untuk tumbuh di dunia digital,” tegas Hadi.
Langkah ini, menurut Hadi, menjadi bagian dari visi besar Telkomsel dalam membentuk ekosistem teknologi yang adil, inklusif, dan berkelanjutan, di mana setiap orang, termasuk perempuan, tak sekadar menjadi pengguna teknologi, tetapi juga penggerak utama di dalamnya.
Baca juga: Telkom perkuat empat langkah strategis transformasi jangka panjang
Baca juga: Telkomsel salurkan bantuan untuk korban banjir di Bali
Baca juga: Legislator berhasil lobi Telkomsel bangun BTS di daerah terpencil
Pewarta: Pamela Sakina
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.