Padang (ANTARA) - Kantor pencarian dan pertolongan atau search and rescue (SAR) Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat (Sumbar) menjelaskan cara 18 korban menyelamatkan diri usai kapal yang mereka tumpangi terbalik pada Senin (14/7) siang di Selat Sipora.
"Informasi dari korban selamat, sebagian mereka berenang ke tepian menggunakan pelampung dan pecahan material kapal," kata Kepala SAR Mentawai Rudi di Kabupaten Kepulauan Mentawai, Selasa.
Baca juga: SAR evakuasi empat WNA di perairan Mentawai
Rudi menjelaskan sesaat kapal yang mengangkut 18 penumpang itu terbalik, beberapa penumpang berusaha berenang untuk mencari pertolongan. Sementara, penumpang lainnya terpaksa bertahan di tengah lautan sambil memegang kapal yang masih mengapung.
"Jadi, informasi dari yang selamat itu, ada korban yang dipercaya berenang ke daratan untuk mencari bantuan," ujarnya.
Ia mengatakan seluruh korban sudah berhasil ditemukan dalam kondisi selamat di sejumlah lokasi berbeda. Pada awalnya tim SAR gabungan yang terdiri atasi BPBD, SAR Mentawai, TNI/Polri dan warga setempat mengonfirmasi tujuh korban selamat dan 11 lainnya masih dalam pencarian.
Namun, pada Selasa pagi sekitar pukul 08.30 tim gabungan berhasil menemukan 10 korban berikutnya. Sementara satu penumpang lainnya ditemukan di Dusun Mangaungau. Seluruh korban dibawa menggunakan kapal SAR menuju pelabuhan di Tuapeijat guna mendapatkan perawatan lebih intensif.
Sementara itu, Bupati Kepulauan Mentawai Rinto Wardana Samaloisa membenarkan semua korban sudah ditemukan dalam kondisi selamat, dimana 17 orang diantaranya dalam perjalanan menuju Pelabuhan Tuapeijat. Sementara satu korban dalam proses penjemputan ke Dusun Mangaungau.
"Satu korban sedang kita jemput menggunakan kapal boat Basarnas menuju Tuapeijat," ujarnya.
Baca juga: BPBD berhasil temukan semua korban kapal karam di Mentawai
Baca juga: Sebuah kapal di perairan Mentawai alami kecelakaan
Rinto Wardana membenarkan beberapa penumpang kapal tersebut berenang ke tepian untuk meminta pertolongan setelah kapal yang membawa 18 penumpang itu terbalik. Sementara sisanya terpaksa bertahan di tengah lautan lepas sambil menunggu bantuan.
"Namun, hingga malam hari tidak ada tanda-tanda bantuan, sehingga korban yang tadinya bertahan di kapal memutuskan untuk berenang dengan memecahkan dinding kapal sebagai pelampung," kata dia.
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.