Medan (ANTARA) - Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution membutuhkan waktu delapan bulan untuk membawa masyarakat Sumut meraih predikat Universal Health Coverage (UHC) Prioritas per 1 September 2025.
"Artinya, seluruh masyarakat Sumut kini dapat berobat gratis cukup dengan KTP melalui Probis (Program Berobat Gratis) Sumut Berkah," ucap Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumut Faisal Hasrimy di Medan, Rabu.
Menurut dia, capaian ini terwujud hanya dalam waktu delapan bulan atau jauh lebih cepat dari waktu yang ditargetkan Pemerintah Provinsi Sumut dalam dua tahun.
Keberhasilan mewujudkan layanan kesehatan gratis ini lahir dari kepemimpinan Gubernur Sumut Bobby Nasution yang mengedepankan kolaborasi lintas pihak.
"Alhamdulillah, lompatan percepatan Probis ini seharusnya dua tahun, tapi bisa dicapai delapan bulan. Ini menunjukkan komitmen pak gubernur dalam memberikan perlindungan kesehatan bagi masyarakat Sumut," ujar Faisal.
Direktur RSU Haji Medan Sri Suriani Purnamawati menegaskan bahwa pihaknya siap mendukung penuh implementasi program Probis Sumut Berkah.
Tercatat, Dinas Kesehatan Provinsi Sumut bersama BPJS Kesehatan telah membuat maklumat bersama 172 rumah sakit, 619 puskesmas, dan 510 klinik guna menyukseskan program UHC Prioritas atau Probis Sumut Berkah per 1 Oktober 2025.
"Pasien cukup membawa KTP, data langsung terverifikasi tanpa berkas tambahan. Kami juga menyiapkan loket khusus Probis agar pelayanan lebih cepat dan sederhana," kata Sri Suriani.
Baca juga: Pemprov Sumut alokasikan Rp 297 miliar dukung penerapan UHC tahun ini
Baca juga: BPJS Kesehatan terus memaksimalkan perluasan cakupan UHC
Dina Marlia, perawat RSU Haji Medan menyambut baik atas program UHC Prioritas yang tentunya semakin banyak masyarakat Sumut bisa berobat tanpa terbebani biaya.
"Melihat pasien datang dengan tenang, tidak lagi khawatir soal biaya, membuat kami lebih termotivasi memberikan pelayanan terbaik," tuturnya.
Mulyana (45), pasien RSU Haji Medan mengakui proses pelayanan Probis Sumut Berkah di rumah sakit milik Pemprov Sumut ini sangat mudah, cepat, dan lancar.
Sebelumnya, ia mengakui tidak memiliki jaminan kesehatan, namun langsung ke RSU Haji Medan karena demam dengan badan menggigil akibat sakit tipes dan asam lambung.
"Saya masuk ke UGD hari Sabtu (20/9) malam, dan langsung ditawarkan program UHC. Saya cukup menunjukkan KTP dan KK (kartu keluarga) saja," jelas Mulyana.
Destanul Aulia, pengamat kesehatan Sumut menilai keberhasilan program UHC atau Probis Sumut Berkah bukan hanya capaian teknis, melainkan bukti kepemimpinan visioner.
"UHC di Sumut tercapai bukan menambah beban fiskal, melainkan strategi cerdas, efisiensi anggaran, dan kolaborasi. Pak Bobby menunjukkan bahwa keterbatasan justru bisa menjadi katalis percepatan program," kata dia.
Menurut dia, kebijakan berobat fasilitas kesehatan maupun rumah sakit cukup dengan menunjukkan KTP Sumatera Utara juga menghapus hambatan birokrasi, dan meningkatkan pengalaman pasien.
"Ini wujud nyata kepemimpinan muda yang pro-rakyat dan mampu menghadirkan layanan kesehatan yang adil, mudah, dan bermutu bagi seluruh masyarakat," tegas Destanul.
Baca juga: Gubernur Banten tekankan konsep tanggung renteng biayai UHC
Baca juga: BPJS Kesehatan: Sumut raih predikat UHC prioritas per 1 September 2025
Pewarta: Muhammad Said
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.