RSPO, NASH dan ASB Bersatu Mendukung Petani Kecil Malaysia dan Memajukan Minyak Kelapa Sawit Berkelanjutan

20 hours ago 3

Kuala Lumpur, Malaysia, (ANTARA/PRNewswire)- Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO), Asia School of Business (ASB) melalui Center for Sustainable Small-owners (CSS), dan National Association of Smallholders (NASH) telah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) untuk memperkuat ketangguhan petani kecil di Malaysia melalui pelatihan, kesiapan digital, dan pendanaan berkelanjutan.

Sektor petani kecil Malaysia sedang menghadapi saat yang menentukan. Karena lebih dari separuh kelapa sawit milik petani kecil telah berusia lebih dari 25 tahun dan populasi petani semakin menua, produktivitas dan pendapatan mereka semakin tertekan. Di saat yang sama, kerangka kerja global seperti Peraturan Deforestasi Uni Eropa (EU Deforestation Regulation/EUDR) mengubah harapan perdagangan dan meningkatkan standar keberlanjutan bagi semua produsen.

Meskipun sertifikasi mengalami kemajuan signifikan, banyak petani kecil masih terjebak antara kepatuhan dan daya saing. Kerja sama penting ini membangun jalur praktis bagi petani kecil untuk mengatasi berbagai masalah dan mencapai kesiapan mendapatkan sertifikasi RSPO maupun sertifikasi nasional. Dua sistem ini saling melengkapi untuk mendukung kredibilitas global Malaysia dalam hal produksi minyak kelapa sawit berkelanjutan.

Saat penandatanganan Nota Kesepahaman hari ini, Adzmi bin Hassan, Presiden NASH, menggambarkan inisiatif tersebut sebagai pulihnya semangat dukungan yang telah membentuk kisah pembangunan pedesaan di Malaysia, "Kerja sama ini bukan untuk menggantikan standar lama dengan standar lain," kata beliau. "Namun untuk membekali petani kecil agar ketika siap mendapatkan sertifikasi RSPO, dengan sendirinya mereka juga siap mendapatkan sertifikasi MSPO. Fokusnya adalah pada kemampuan, kepercayaan diri, dan kesinambungan."

"Nota kesepahaman ini menunjukkan bahwa petani kecil di Malaysia bukan masalah, melainkan solusinya," kata Adzmi Hassan. "Dengan menyelaraskan standar nasional dan internasional, kami mengubah kepatuhan menjadi peluang, memulihkan kebanggaan petani kecil kami, dan meraih masa depan Malaysia yang berkelanjutan." Kerja sama ini mendukung agenda nasional untuk meningkatkan daya saing petani kecil, memperkuat ketertelusuran rantai pasokan, dan memajukan pertumbuhan berkelanjutan di sektor kelapa sawit Malaysia.

Meningkatkan produktivitas, menyempurnakan keandalan data, dan memperdalam kerja sama di seluruh rantai nilai akan memastikan setiap petani mendapatkan manfaat dari proses keberlanjutan di Malaysia. Kepala Unit Petani Kecil RSPO, Guntur Cahyo Prabowo, menambahkan "Keberlanjutan tidak boleh menjadi penghalang sama sekali. Melalui kemitraan seperti ini, Malaysia menunjukkan cara mewujudkan kebijakan inklusif menjadi implementasi di lapangan di mana petani kecil menjadi penerima manfaat utama." Beliau memuji fokus pemerintah dalam menempatkan petani kecil sebagai pusat kebijakan keberlanjutan, sebuah langkah yang menurutnya masih diamati oleh banyak negara tetangga Malaysia dan dapat dipelajari. Mengatasi prioritas-prioritas ini memberikan kesempatan kepada Malaysia untuk memimpin dengan teladan, membuktikan bahwa inklusi dan inovasi dapat berkembang bersama. Untuk mencapai hal ini, penyelarasan yang lebih kuat di antara lembaga, produsen, dan mitra pasar sangatlah penting. Petani kecil harus didukung untuk memenuhi standar sekaligus berkembang melalui peningkatan organisasi, alat penelusuran, dan kesempatan belajar tanpa henti.

Kerja sama NASH-RSPO-ASB menyatukan jaringan akar rumput, penelitian akademis, dan keahlian keberlanjutan global. Sebagaimana disepakati bersama, implementasi pengembangan kemampuan untuk anggota NASH akan dilakukan melalui pendekatan bertahap dengan memberikan pelatihan bertarget dalam hal praktik pertanian yang baik, pencatatan, dan pengembangan kepemimpinan; memperkuat pengumpulan data untuk meningkatkan ketertelusuran, dan mengembangkan insentif keberlanjutan yang menjadikan produksi bertanggung jawab dapat menguntungkan dan langgeng.

Dr Asad Ata, Direktur Fakultas Center for Sustainable Small-Owners (CSS) ASB, menyoroti bahwa kemitraan ini mencerminkan komitmen lama ASB untuk mewujudkan penelitian menjadi dampak yang nyata. "Penelitian ini sedang dilakukan," kata Dr. "Dengan menyelaraskan data, pelatihan, dan sistem insentif, kami membantu petani kecil menjadikan sertifikasi sebagai cara menuju ketahanan dan pertumbuhan. Bila didukung oleh penelitian yang kredibel dan kesempatan yang adil, keberlanjutan akan menjadi hal yang praktis sekaligus mendukung."

Kerja sama selama tiga tahun ini dimulai seketika dengan berbagai kegiatan sosialisasi yang kini dilakukan bersama pemerintah daerah dan tokoh masyarakat. Ketika Malaysia mengubah warisan petani kecil untuk era baru, kemitraan NASH-RSPO-ASB membuktikan bahwa pembangunan dan keberlanjutan akan menjadi paling kuat bila dilakukan secara inklusif, berbasis bukti, dan berakar pada tujuan bersama.

Tentang RSPO:

Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) adalah kemitraan global untuk menjadikan minyak kelapa sawit berkelanjutan. Dibentuk pada tahun 2004, RSPO adalah organisasi nirlaba yang terdiri dari berbagai pemangku kepentingan yang menyatukan para anggotanya dari seluruh rantai nilai minyak kelapa sawit, termasuk produsen minyak kelapa sawit, pemroses dan pedagang minyak kelapa sawit, produsen barang konsumen, pengecer, bank dan investor, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) pelestarian lingkungan hidup atau pelestarian alam, dan LSM sosial maupun LSM pembangunan.

Sebagai kemitraan untuk menghasilkan kemajuan dan dampak positif, RSPO mendukung perubahan global untuk membuat produksi dan konsumsi minyak kelapa sawit menjadi berkelanjutan. Untuk menginspirasi perubahan, kami menyampaikan manfaat bagi lingkungan dan sosial. Untuk mencapai kemajuan, kami memulai kerja sama. Untuk memberikan jaminan, kami menetapkan standar sertifikasi.

RSPO terdaftar sebagai asosiasi internasional di Zurich, Swiss, dan memiliki kantor pusat di Malaysia dan Indonesia, serta kantor cabang di Tiongkok, Kolombia, Belanda, Inggris dan Amerika Serikat.

Tentang NASH:

National Association of Smallholders Malaysia (NASH) mewakili dan mendukung kepentingan petani kecil di seluruh Malaysia, dengan berfokus pada peningkatan kemampuan, dukungan kebijakan, dan peningkatan kesejahteraan serta produktivitas di seluruh sektor ini.

Tentang ASB:

Asia School of Business (ASB) adalah sekolah bisnis pascasarjana yang didirikan melalui kerja sama dengan Massachusetts Institute of Technology (MIT) Sloan School of Management, Cambridge, Amerika Serikat. ASB menawarkan program gelar dan non-gelar, penelitian, inovasi, dan inisiatif kewirausahaan - termasuk program kepemimpinan dan manajemen - untuk melayani kebutuhan regional maupun global bagi profesional bisnis dan kepemimpinan di berbagai pasar negara yang sedang berkembang.

SOURCE Roundtable On Sustainable Palm Oil

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |