Cilacap (ANTARA) - Utusan Khusus Presiden Bidang Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni Raffi Ahmad mengapresiasi transformasi lembaga pemasyarakatan (lapas) di Pulau Nusakambangan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, yang kini berkembang menjadi pusat ketahanan pangan dan pemberdayaan warga binaan.
Di sela kunjungannya bersama Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan (Imipas) Agus Andrianto di Nusakambangan, Rabu, Raffi mengatakan langkah tersebut merupakan inovasi luar biasa dari Menteri Imipas yang mengubah citra Nusakambangan, dari sekadar tempat pembinaan narapidana menjadi kawasan produktif dengan berbagai kegiatan ekonomi bernilai tambah.
“Tempat ini bukan hanya untuk pembinaan warga binaan, tapi juga sudah menjadi pusat pertahanan pangan. Ada tambak belut, ada pertanian, bahkan bisa sampai ekspor. Luar biasa sekali,” kata.
Ia mengatakan warga binaan kini tidak hanya menjalani hukuman, juga mendapatkan kesempatan bekerja, memperoleh upah, serta menabung untuk bekal setelah bebas nanti.
Baca juga: Trenggono ajak Raffi Ahmad ke BINS, tarik minat anak muda ke perikanan
Dengan demikian setelah keluar dari penjara, kata dia, para mantan warga binaan sudah punya keterampilan dan semangat kerja.
“Ini bentuk pembinaan yang sesungguhnya,” katanya.
Raffi juga menyampaikan kekagumannya terhadap hasil budi daya belut dan sidat yang dikembangkan di area lembaga pemasyarakatan tersebut.
Bahkan, ia sempat mencicipi hasil panen sidat yang menurutnya memiliki rasa lezat dan berpotensi besar untuk pasar ekspor.
“Saya tadi coba belut yang besar banget, rasanya enak sekali. Ini bisa jadi produk unggulan, apalagi sidat itu di Jepang termasuk makanan berkelas tinggi,” katanya.
Sementara itu, pesohor Irfan Hakim yang turut hadir juga menyampaikan apresiasi terhadap upaya transformasi Nusakambangan yang kini menjadi kawasan produktif di berbagai sektor, mulai dari perikanan, peternakan, hingga konveksi.
Baca juga: Trenggono gandeng Raffi Ahmad perkuat industri pergaraman di Rote
“Dari kecil saya hanya dengar kata Nusakambangan sebagai pulau lembaga pemasyarakatan, tapi ternyata sekarang fungsinya luar biasa, bahkan sekarang bukan lagi menerima telur dari Cilacap, justru Nusakambangan yang bisa kirim telur ke Cilacap,” katanya.
Ia mengatakan program tersebut memberi bekal berharga bagi warga binaan agar memiliki keterampilan dan kesiapan mental ketika kembali ke masyarakat.
Selain menjalani hukuman, kata dia, warga binaan juga dibekali pembelajaran untuk kehidupan ke depan, sehingga sangat bermanfaat.
Irfan juga menilai potensi ekspor produk sidat dari Nusakambangan cukup menjanjikan.
“Sidatnya gede-gede, rasanya enak dan berkualitas. Ini bisa jadi komoditas unggulan ekspor, bukan cuma untuk konsumsi lokal,” katanya.
Turut dalam kunjungan tersebut diantaranya Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy, Wakil Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Purwadi Arianto, Wakil Menteri Ketenagakerjaan Afriansyah Noor, serta sejumlah pejabat lainnya.
Pewarta: Sumarwoto
Editor: Edy M Yakub
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































