Pusat Riset UNP petakan kawasan terdampak bencana hidrometeorologi

1 hour ago 1
...Data spasial berbasis drone sangat menentukan dalam proses kajian risiko dan perencanaan penanganan

Kota Padang (ANTARA) - Pusat Riset Perubahan Iklim (RCCC) Universitas Negeri Padang (UNP) bersama Asosiasi Pilot Drone Indonesia (APDI) memetakan kawasan terdampak bencana hidrometeorologi di Sumatera Barat (Sumbar) untuk mendukung percepatan penanganan pascabencana melalui penyediaan data spasial mutakhir.

"Data spasial berbasis drone sangat menentukan dalam proses kajian risiko dan perencanaan penanganan," kata Kepala RCCC UNP Nofi Yendri Sudiar di Kota Padang, Selasa.

Nofi Yendri mengatakan kegiatan yang berada di bawah koordinasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar itu turut memastikan data yang dihasilkan akurat, cepat dan dapat langsung dimanfaatkan oleh pihak-pihak terkait.

Hasil pemetaan selanjutnya, jelas dia, akan dianalisis untuk mengidentifikasi perubahan tutupan lahan, kerusakan geomorfologi sungai, jalur aliran debris hingga potensi risiko susulan.

Ia menyampaikan data tersebut dihimpun dalam laporan komprehensif yang akan diserahkan kepada BNPB, BPBD serta pemerintah daerah setempat sebagai dasar pengambilan keputusan.

Baca juga: KLH siap libatkan universitas lakukan kajian lingkungan daerah banjir

Melalui kegiatan ini, ia menegaskan UNP terus berkomitmen dalam mendukung mitigasi dan pemulihan pascabencana di Sumbar serta memperkuat peran akademik dalam menyediakan riset dan data ilmiah untuk ketangguhan daerah.

Secara umum, pelaksanaan pemetaan telah dimulai sejak Minggu (30/11) dengan fokus awal pada wilayah-wilayah yang mengalami kerusakan parah akibat hujan ekstrem sepanjang November.

Sementara itu, Direktur Pemetaan dan Evaluasi Risiko Bencana BNPB Udrekh menekankan perlunya pemetaan dari hulu ke hilir agar dinamika aliran, perubahan morfologi sungai serta potensi risiko lanjutan dapat dipahami secara komprehensif.

Dua daerah prioritas yang dipetakan terlebih dahulu ialah Daerah Aliran Sungai (DAS) Batang Air Dingin di Lubuk Minturun dan DAS Batang Kuranji di Batu Busuk, Kota Padang. Kedua daerah itu merupakan titik konsentrasi banjir bandang dan aliran debris yang membawa material kayu, lumpur dan batuan.

Baca juga: Buka akses, dua titik longsor Gunung Salak Aceh berhasil ditembus

"Pemetaan secara menyeluruh dari hulu hingga hilir memberikan gambaran jelas tentang sumber masalah dan potensi bahaya yang mungkin masih tersisa," ujar Udrekh.

Senada dengan itu, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sumbar Fajar Sukma mengatakan agar pemetaan diperluas ke wilayah-wilayah lain yang juga terdampak berat.

Apalagi mengingat banyaknya permintaan dari pemerintah daerah untuk membuat operasi pemetaan mencakup Kota Padang, Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Agam serta sejumlah daerah lain yang membutuhkan dokumentasi spasial berbasis drone untuk asesmen risiko dan perencanaan penanganan.

Baca juga: Bupati Aceh Tamiang: 10 kecamatan belum bisa diakses bantuan

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |