Jakarta (ANTARA) - PT Dirgantara Indonesia (PTDI) dan PT Intercrus Aero Indonesia (Intercrus) mengembangkan taksi udara untuk memperkuat ekosistem dirgantara nasional melalui teknologi Advanced Air Mobility (AAM) yang mendukung konektivitas modern, efisien, dan ramah lingkungan.
Direktur Utama PTDI Gita Amperiawan mengatakan kemitraan itu menjadi bagian dari strategi jangka panjang pihaknya untuk memperkuat kapasitas inovasi industri dirgantara nasional.
"Kami percaya bahwa AAM dapat menjadi salah satu solusi nyata untuk menjawab tantangan konektivitas di wilayah urban maupun daerah dengan akses terbatas," kata Gita sebagaimana keterangan di Jakarta, Sabtu.
Intercrus, sebuah perusahaan start-up dalam negeri yang bergerak di bidang riset dan pengembangan pesawat Vertical Take-Off & Landing (VTOL) elektrik untuk sektor AAM.
Gita menyampaikan Intercrus SOLA adalah inovasi terbaru hasil kolaborasi PTDI bersama Intercrus termasuk insinyur muda Indonesia yang menghadirkan solusi mobilitas udara masa depan yang efisien, ramah lingkungan, dan adaptif lintas sektor baik sipil maupun militer.
"Dirancang sebagai kendaraan udara elektrik berkonsep VTOL, Intercrus SOLA hadir sebagai taksi udara masa depan yang mampu mengangkut tiga penumpang dan satu pilot," ujarnya lagi.
Tak hanya itu, katanya pula, platform itu juga dapat dikembangkan untuk misi militer seperti pengiriman kargo dan dukungan logistik dengan muatan presisi maupun konvensional.
Dengan kemampuan daya angkut hingga 360 kg dan jarak tempuh mencapai 200 km, serta sistem propulsi elektrik penuh yang rendah kebisingan, Intercrus SOLA dirancang cocok untuk berbagai lingkungan operasi, dari kawasan urban padat hingga daerah terpencil.
Sebagai bagian dari inisiatif green aviation, Intercrus SOLA mencerminkan arah baru PTDI dalam menghadirkan produk berbasis energi bersih dan mendukung pengembangan ekosistem AAM di Indonesia.
Kolaborasi antara PTDI dan Intercrus mencakup pengembangan teknologi, proses sertifikasi, manufaktur, hingga komersialisasi Intercrus SOLA. Pada pembukaan Indo Defence 2024 Expo & Forum hari pertama, Kamis (11/6), PTDI dan Intercrus menghadirkan demonstrasi prototipe sub-skala 1:7 dari Intercrus SOLA, bernama SOLITA.
"Demo ini memperlihatkan kemampuan dasar manuver dan hovering di hadapan Presiden RI Prabowo Subianto," ujar Gita.
Teknologi tersebut juga memiliki potensi adaptasi untuk mendukung kebutuhan operasi militer, seperti pengiriman logistik ke medan sulit, misi pengintaian, hingga dukungan taktis di area operasi dengan tingkat risiko tinggi.
Melalui kemitraan dengan Intercrus, PTDI mengambil perannya dalam membentuk arah baru ekosistem mobilitas udara nasional tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan pertahanan dan transportasi sipil, tetapi juga dalam mendorong lahirnya solusi teknologi inovatif di sektor kedirgantaraan masa depan.
"Lebih dari sekadar produk, Intercrus SOLA yang ditargetkan siap terbang dan melayani Indonesia pada tahun 2028 ini, juga menjadi simbol transformasi dan masa depan transportasi udara Indonesia," kata Gita.
Baca juga: PT DI dan Intercrus sepakati kerja sama kembangkan mobil terbang
Baca juga: Taksi terbang Ehang 216 lakukan 'demo flight' di Bali
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2025