Sleman (ANTARA) - PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (TWC) atau InJourney Destination Management (IDM) menghadirkan beasiswa Bhakti Budaya kepada 45 pegiat seni dari 14 sanggar tari yang beraktivitas di Teater dan Pentas Ramayana Prambanan.
"Kegiatan Bhakti Budaya ini dalam rangka menyambut ulang tahun ke-45 PT TWC yang jatuh pada 15 Juli," kata Direktur Utama PT TWC, Febrina Intan di Kantor Pusat PT TWC Prambanan, Sleman, Yogyakarta, Rabu.
Menurut dia, melalui tema perayaan HUT kali ini, yaitu Migunani Tumraping Liyan atau berarti bermanfaat bagi sesama, PT TWC meneguhkan keberadaannya sebagai pengelola destinasi heritage dunia yang harus memberi dampak nyata bagi masyarakat di sekitarnya.
Baca juga: TWC hadirkan promo bagi wisatawan peringati HUT Ke-45
"Beasiswa Bhakti Budaya merupakan bentuk apresiasi PT TWC kepada para siswa sekolah dasar hingga perguruan tinggi yang juga merupakan penari, penabuh gamelan (wiyaga) di pertunjukan Ramayana Ballet Prambanan. Beasiswa ini merupakan wujud komitmen kami terhadap pilar Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG’s) nomor 4, yaitu pendidikan berkualitas dan inklusif untuk semua," katanya.
Ia mengaku menyadari pertumbuhan perusahaan selaras dengan kepercayaan dan dukungan yang diberikan oleh masyarakat di sekitarnya.
"Maka, menjadi kewajiban, baik secara moral maupun profesional, untuk terus berbuat, memberi arti, dan berkontribusi," katanya.
Febrina mengatakan sebanyak 78 peserta dari 14 sanggar tari mengikuti seleksi yang terdiri atas tiga tahapan. Tahap pertama, proses pendaftaran yang dilakukan melalui daring. Tahap kedua, peserta melakukan asesmen langsung yang mencakup analisis dimensi karakter, analisis kecakapan umum, skolastik, dan lainnya.
Sementara tahap ketiga, peserta melakukan tes wawancara secara langsung. Sebanyak 45 peserta terpilih akan menjadi peserta Beasiswa Bhakti Budaya perdana ini.
Baca juga: PT TWC libatkan ribuan UMKM dan seniman lokal pada #LebarandiCandi
"Program ini merupakan program yang luar biasa dari PT TWC. Mungkin ini pertama kali, untuk adik-adik yang selama ini berdampingan bersama kami sebagai penari, penabuh gamelan, pemain gendang di Ramayana. Harapannya, adik-adik tidak hanya pintar secara akademik, yang paling penting adalah kita semua bisa melestarikan kekayaan yang Indonesia punya, termasuk tarian seni tradisional," katanya.
Ia mengatakan inisiatif ini merupakan bagian dari misi perusahaan dalam menciptakan ruang budaya yang berkelanjutan dan memberdayakan generasi muda sebagai pelaku aktif warisan budaya bangsa.
"Ramayana Ballet Prambanan bukan sekadar pertunjukan, tetapi sebuah panggung edukasi budaya yang hidup. Melalui program Beasiswa Bhakti Budaya ini, kami ingin memastikan bahwa para penari muda memiliki kesempatan untuk berkembang, tidak hanya secara artistik, tetapi juga secara akademik," katanya.
Salah satu peserta seleksi beasiswa Bhakti Budaya, Zefanya Putri Aryasti mengaku senang bisa turut serta dalam proses seleksi beasiswa ini. Ia berharap jika mendapatkan beasiswa ini akan menggunakan untuk kebutuhan akademik di sekolah agar semakin fokus dengan pengembangan talentanya sebagai penari.
"Proses seleksi ini merupakan pengalaman amat sangat berarti bagi saya. Sangat menantang dan kita dapat mengolah pikiran kita, kita juga dapat menguji ilmu pengetahuan yang kita dapat di sekolah maupun dari luar sana," kata penari dari Sanggar Seni Kusuma Aji Klaten, Jawa Tengah ini.
Pengurus Sanggar Tari Puri Kalasan, Sleman, Yogyakarta LB Surojo mengatakan beasiswa ini bisa memotivasi para pelaku seni yang beraktivitas di Ramayana Prambanan, program pemberdayaan ini diharapkan terus berkembang di masa depan.
Baca juga: 182 ribu wisatawan kunjungi 3 destinasi unggulan TWC pada Lebaran 2025
Baca juga: TWC usung empat pilar pengelolaan Candi Borobudur
"Mudah-mudahan di tahun-tahun depan bisa lebih ditingkatkan kembali, sehingga bisa memotivasi anak-anak kami sebagai peserta latih di sanggar," katanya.
Sementara pada momen yang sama, PT TWC juga menyalurkan santunan kepada 45 orang ibu tunggal dan 100 anak yatim dan piatu.
"Ini merupakan bagian dari keberpihakan kami terhadap kaum rentan dan wujud empati sosial dalam membangun ekosistem yang lebih inklusif dan berkeadilan. Di usia ke-45 tahun ini, PT TWC ingin menegaskan kembali posisinya sebagai pengelola situs warisan budaya dunia yang bukan hanya mengeruk keuntungan semata, melainkan juga sebagai mitra pembangunan ekonomi maupun sosial," kata Direktur Utama PT TWC Febrina Intan.
Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.