Jakarta (ANTARA) - PSSI mengundang Direktur Teknik The International Football Association Board (IFAB) David Elleray untuk mengisi pelatihan Law of the Game (LOtG) di Jakarta, Rabu.
Dalam kesempatan itu, Elleray memaparkan sejumlah perubahan peraturan sepak bola, yang diterapkan untuk menyesuaikan kemajuan sepak bola modern.
"Tadi disampaikan oleh David yang merupakan Technical Director dari IFAB, yaitu sebuah organisasi yang memang bagian dari perubahan aturan sepak bola dunia, di sana juga ada FIFA dan tentu beberapa organisasi sepak bola di situ," kata Ketua umum PSSI, Erick Thohir, di Hotel Sultan, Jakarta, Rabu.
Baca juga: Aturan lengkap tentang penalti dalam sepak bola menurut IFAB
"Salah satunya yang sudah diterapkan selama setahun itu bagaimana sekarang kiper tidak boleh memegang bola terlalu lama, itu dibatasi 8 detik, jadi dihitung nantinya dan sudah diterapkan di Kejuaran Dunia Sepak Bola Antarklub," lanjutnya.
Erick juga menjelaskan bahwa beberapa perubahan itu dalam waktu dekat akan diterapkan di kompetisi strata pertama dan kedua sepak bola Indonesia.
"Jadi kami selalu improve, setelah tahun kemarin juga hanya kapten dari pemain yang boleh memprotes. Jadi ini bagian dari menciptakan sepak bola yang adil dan tentu aman tadi disampaikan," tutur sosok yang juga merupakan Menteri BUMN itu.
Masalah penerapan dan penegakan peraturan pertandingan kerap menjadi polemik di sepak bola tanah air.
Wakil Ketua komite wasit Yoshimi Ogawa pernah memaparkan bahwa secara keseluruhan kualitas para wasit Indonesia telah mengalami peningkatan, namun beberapa pertandingan krusial di Liga 1 musim lalu masih menggunakan wasit-wasit asing demi menjaga obyektifitas.
Baca juga: Perubahan terbaru dalam Law of the Game sepak bola menurut IFAB
Baca juga: Aturan baru bagi kiper musim depan resmi disetujui IFAB
Pewarta: A Rauf Andar Adipati
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
