Jakarta (ANTARA) - Menteri Pemuda dan Olahraga Erick Thohir mengatakan organisasi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) tidak bisa didanai pemerintah untuk mengikuti kejuaraan tunggal (single event).
"Saya sudah konsultasi ke BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) tadi, kita sudah menyepakati bahwa tentu untuk PSSI kita tidak bisa mendapatkan pendanaan pemerintah khususnya yang single event," kata Erick Thohir dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa.
Erick yang juga menjabat sebagai Ketua Umum PSSI saat ini menjelaskan bahwa dukungan pendanaan dari pemerintah hanya untuk ajang multi cabang seperti SEA Games, Asian Games, Olimpiade dan lainnya.
Baca juga: Erick sebut dana Rp227 miliar untuk PSSI disalurkan mulai Januari 2025
Meski demikian, dukungan pendanaan untuk ajang multi cabang juga akan diperkisa kembali oleh pihak BPK karena berlaku untuk semua cabang olahraga.
"Jadi saya tetap mengedepankan kehati-hatian," katanya.
Dia menjelaskan, tugas terpenting dalam posisinya sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga adalah memperhatikan semua cabang olahraga. PSSI, kata dia, hanyalah salah satu dari semua cabang yang diprioritaskan.
Baca juga: Ketum PSSI surati Menkeu soal pendanaan sepak bola RI
Lebih lanjut, Menpora menjelaskan ajang multi cabang terdekat yang akan didiikuti yaitu SEA Games 2025 di Thailand pada Desember mendatang. Persediaan anggaran untuk ajang tersebut, kata dia, saat ini baru senilai Rp10 miliar.
Dengan kondisi anggaran yang ada, maka jumlah atlet yang bisa dikirim ke ajang multi cabang terbesar se-Asia Tenggara itu sekitar 120 atlet.
Oleh sebab itu, pihaknya belum menentukan target perolehan medali dalam ajang SEA Games mendatang karena selain menunggu dukungan anggaran, banyak nomor cabang olahraga yang unggulan Indonesia yang tidak dipertandingkan.
"Ya tunggu anggaran dulu, kalau Rp10 miliar, cuma 120 atlet artinya ya nanti kita lihat emasnya berapa," katanya.
Baca juga: Erick: PSSI kumpulkan dana Rp400 miliar dari sponsor untuk kebutuhan timnas
Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.