BRIN dan BRIDA NTB kolaborasi kembangkan riset kultur jaringan kurma

1 hour ago 2
Kultur jaringan kurma bukan hanya solusi atas keterbatasan bibit, tetapi juga peluang besar bagi NTB untuk menciptakan nilai tambah ekonomi berbasis hasil riset dan teknologi

Mataram (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Nusa Tenggara Barat menjalin kolaborasi pengembangan riset kultur jaringan untuk bibit kurma yang tumbuh di Kabupaten Lombok Utara.

Peneliti Pusat Riset Tanaman Pangan BRIN Ahmad Suriadi mengatakan riset kultur jaringan berfokus kepada penerapan metode bioteknologi untuk menghasilkan bibit kurma yang lebih cepat, seragam, dan berkualitas tinggi.

"Melalui kultur jaringan, kita dapat mempercepat ketersediaan bibit unggul kurma sehingga pengembangannya lebih terjamin dan berkelanjutan," ujarnya dalam keterangan di Mataram, Selasa.

Ahmad menjelaskan riset kultur jaringan kurma bertujuan untuk mengatasi permasalahan mendasar dalam pengembangan kurma di Lombok Utara.

Baca juga: BRIDA NTB fasilitasi pengembangan bibit kurma melalui kultur jaringan

Menurutnya, budidaya kurma yang dilakukan saat ini menghadapi sejumlah tantangan mulai dari keterbatasan bibit unggul yang sesuai dengan kondisi tanah dan iklim, perbanyakan secara konvensional yang membutuhkan waktu lama dan tidak efisien.

Kemudian tantangan lain adalah produktivitas tanaman kurma yang masih rendah dan terhambatnya pasokan bibit berkualitas yang berdampak terhadap keberlanjutan budidaya kurma.

Koordinator Kelompok Kerja Inovasi Hilirisasi dan Kemitraan BRIDA NTB Lale Ira Amrita Sari menegaskan riset kultur jaringan sangat penting untuk mendukung hilirisasi inovasi pertanian di Nusa Tenggara Barat.

"Kultur jaringan kurma bukan hanya solusi atas keterbatasan bibit, tetapi juga peluang besar bagi NTB untuk menciptakan nilai tambah ekonomi berbasis hasil riset dan teknologi. Kita tidak hanya menanam, tetapi juga membangun ekosistem inovasi yang berdaya saing," ucapnya.

Baca juga: Kurma Lombok Utara ikon ekonomi baru NTB

Lebih lanjut Lale menyampaikan bahwa kolaborasi BRIDA NTB dan BRIN menjadi model penguatan sinergi antara riset nasional dan daerah, sekaligus membuka jalan bagi Lombok Utara untuk menjadi pusat pengembangan kurma berbasis inovasi di Indonesia.

Budidaya kurma di Lombok Utara dilakukan oleh Yayasan Ukhuwah Datu bersama penduduk lokal menggunakan pola Nyakap, yakni kemitraan tradisional antara pemilik lahan, pemodal, dan pengelola dengan sistem bagi hasil yang telah menjadi warisan budaya lokal masyarakat Sasak dan Bali.

Baca juga: BRIDA NTB teliti kawasan yang cocok untuk tanaman kurma

Perjalanan panjang budidaya kurma bermula dari pengalaman awal pada tahun 2016 yang belum optimal lantaran bibit yang dibeli dari Jawa mayoritas berjenis kelamin jantan.

Pada 2019, melalui pendekatan riset laboratorium, Jhon Arif Munandar selaku pembina Yayasan Ukhuwah Datu kembali menanam 40 bibit kurma dan berhasil menumbuhkan 38 pohon di mana 36 pohon atau sekitar 94 persen terbukti betina—kunci keberhasilan dalam produksi buah.

Yayasan Ukhuwah Datu saat ini mengelola sekitar 1.000 pohon kurma produktif di lahan seluas 10 hektare. Berbagai varietas unggulan kurma, seperti Sukari, Khalas, Barhi, dan Tunisia tumbuh subur dan berbuah lebat di Lombok Utara.

Baca juga: Butir-butir kurma dari Lombok Utara

Baca juga: Kurma Lombok Utara ikuti pameran kurma internasional di Abu Dhabi

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |