Psikolog: Pengalaman perundungan rentan terpapar ideologi ekstrem

1 hour ago 2

Jakarta (ANTARA) - Psikolog klinis lulusan Universitas Indonesia Kasandra Putranto mengingatkan dampak perundungan atau bullying pada remaja berisiko terpapar ajaran atau ideologi ekstrem.

“Pengalaman menjadi korban bullying dapat menimbulkan rasa dendam, penolakan sosial, dan kehilangan makna diri, yang dapat membuat remaja lebih rentan terhadap pengaruh ideologi ekstrem,” kata Kasandra kepada ANTARA di Jakarta, Selasa.

Psikolog yang tergabung sebagai anggota Ikatan Psikolog Klinis Indonesia (IPK) itu menjelaskan bahwa proses radikalisasi atau tindakan kekerasan pada remaja tidak terjadi secara tunggal, melainkan merupakan hasil dari interaksi antara faktor pribadi, sosial, dan ideologis.

Baca juga: Sejumlah faktor penyebab perundungan di institusi pendidikan

“Artinya, bullying dapat menjadi salah satu pintu masuk, tetapi tidak selalu menyebabkan dampak langsung,” ujar dia.

Menurut Kasandra, radikalisasi atau tindakan kekerasan pada remaja melibatkan sejumlah faktor lain seperti kondisi keluarga, lingkungan sosial, akses terhadap ideologi ekstrem di dunia maya yang juga memiliki kontribusi besar terhadap proses radikalisasi remaja.

Perundungan juga dapat memicu masalah emosional, sosial, bahkan meningkatkan risiko depresi.

Baca juga: KPAI dorong kasus perundungan di SMPN 19 Tangsel diproses hukum

Kasandra menegaskan bahwa terdapat tanda-tanda anak mengalami perundungan seperti penurunan drastis nilai akademik disertai sikap murung, kurang semangat belajar, perubahan perilaku seperti kehilangan nafsu makan, menjadi pendiam, mudah tersinggung, enggan membicarakan pertemanan, atau mudah terpicu emosi.

“Anak juga bisa mengalami gangguan tidur, menarik diri dari pergaulan, takut pada lawan jenis, sering sakit kepala atau pencernaan, malas ke sekolah, sering terlambat, atau bolos,” tutur dia.

Lebih lanjut, Kasandra menekankan hubungan orang tua dan anak sangat penting untuk mencegah perundungan. Orang tua dinilainya perlu mengenali perilaku anak melalui komunikasi yang baik agar dapat memahami sikap dan perubahan yang terjadi.

Baca juga: KPAI: Perundungan harus ditangani serius karena bukan candaan

“Karena itu, orang tua harus peka terhadap setiap perubahan sikap anak agar dapat memberikan dukungan dan perlindungan yang tepat," kata dia.

"Komunikasi yang terbuka antara orang tua dan anak penting untuk membangun rasa percaya serta membantu anak mengekspresikan perasaannya secara jujur," tambahnya.

Baca juga: Seluruh pihak diajak berperan cegah perundungan di sekolah

Baca juga: Membangun Sekolah Bebas Perundungan di Indonesia

Pewarta: Sri Dewi Larasati
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |