Trenggalek, Jatim (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Trenggalek dan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya menginisiasi program tambak mangrove di Desa Wonocoyo, Kecamatan Panggul, dengan memanfaatkan lahan bekas tambak udang.
Program tersebut bertujuan menambah luasan sabuk hijau pesisir sebagai pelindung alami dari abrasi serta memperkuat ekosistem pesisir di kawasan selatan Trenggalek, Jawa Timur.
"Agenda hari ini adalah inisiasi tambak mangrove di delta sungai yang rawan abrasi. Kami ingin menambah luasan sabuk hijau agar ekosistem dan keselamatan warga pesisir lebih terjaga," kata Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin yang akrab disapa Mas Ipin di sela penanaman mangrove, di Trenggalek, Selasa.
Ia menjelaskan, penanaman mangrove di lahan bekas tambak udang menjadi alternatif pengelolaan pesisir yang lebih ramah lingkungan.
Selain menjaga keseimbangan ekologi, tambak mangrove juga berpotensi memberi manfaat ekonomi bagi warga.
“Ekosistem mangrove bisa menjadi habitat alami bagi udang, ikan, dan kepiting. Jadi, selain menjaga alam, warga tetap bisa memanen hasilnya,” ujar dia.
Enam pemilik tambak setempat secara sukarela bergabung sebagai pionir dengan total lahan sekitar 6.000 meter persegi.
Mereka akan menjadi contoh bagi warga lain untuk beralih ke tambak mangrove.
Baca juga: Pemkab Trenggalek tanam 750 bibit mangrove di Pancer Cengkrong
Mas Ipin menilai peralihan tambak udang menjadi tambak mangrove tidak akan menghilangkan mata pencaharian masyarakat.
Biaya operasional lebih ringan karena tidak memerlukan listrik, aerator, maupun pakan tambahan seperti pada tambak udang.
Ia menambahkan, jenis mangrove yang ditanam di kawasan tersebut merupakan bibit bogem yang dikenal lebih mudah beradaptasi dengan kondisi pesisir selatan.
Bibit itu sebagian didatangkan dari Surabaya dan sebagian berasal dari daerah sekitar.
Ketua Program Studi Ilmu Kelautan UIN Sunan Ampel Andik Dwi Muttaqin mengatakan kerja sama dengan Pemkab Trenggalek merupakan bagian dari riset aksi untuk pemberdayaan masyarakat pesisir.
"Program ini juga sejalan dengan visi Bupati Trenggalek menuju target Net Zero Carbon," katanya.
Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Hutan (KTH) Sido Rukun Mohammad Yasin mengapresiasi langkah pemerintah daerah dan UINSA.
Baca juga: Bupati Trenggalek nilai Gubernur Jatim gigih kawal isu lingkungan
Ia menilai konversi tambak udang menjadi kawasan mangrove merupakan langkah tepat untuk menjaga kelestarian pesisir Panggul.
Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































