Yogyakarta (ANTARA) - Festival musik Ngayogjazz akan kembali digelar pada Sabtu, 15 November 2025, di Kalurahan (setingkat desa) Imogiri, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Gelaran Panggung festival Ngayogjazz tahun ini menandai penyelenggaraan Ngayogjazz ke-19 sejak pertama kali dilaksanakan.
"Ngayogjazz 2025 tetap digelar secara gratis dan terbuka untuk umum. Penonton hanya diminta menjaga ketertiban, mematuhi aturan, dan tidak membawa barang yang melanggar norma maupun hukum," kata Koordinator Ngayogjazz, Aji Wartono di Ngaglik, Sleman, Selasa.
Menurut dia, keberlanjutan festival ini berjalan melalui kerja bersama antara panitia dan masyarakat.
Baca juga: "Ngayogjazz" 2023 suguhkan berbagai kearifan lokal khas Yogyakarta
"Sejak awal, Ngayogjazz ini dari masyarakat kepada masyarakat. Bentuknya bukan transaksi bisnis, tetapi transaksi sosial. Semua pihak menyiapkan dan menjalankan festival ini secara bersama-sama," katanya.
Ia mengatakan, tahun ini Ngayogjazz mengusung tema “Jazz Diundang Mbokmu” (Jas dipanggil ibumu). Tagline tersebut sengaja dibiarkan terbuka untuk ditafsirkan secara bebas oleh audiens antara panggilan untuk pulang ke "rumah" atau sekadar nyanyian dan tawa ringan di sela obrolan.
"Namun apapun itu Ngayogjazz ingin mengajak semua orang datang dan bergembira," katanya.
Baca juga: Wabup : Ngayogjazz sangat berdampak positif bagi pariwisata Sleman
Wartono mengatakan, sejak kali pertama digelar, Ngayogjazz memegang visi sebagai wadah ekspresi bagi komunitas jazz dari berbagai daerah.
"Festival ini tidak hanya menghadirkan pertunjukan musik, tetapi juga menjadi ruang tumbuhnya bibit-bibit jazz Indonesia agar tetap hidup dan berkembang," katanya.
Sedangkan musisi yang dijadwalkan tampil pada Ngayogjazz 2025 antara lain Sri Hanuraga, Andre Dinuth, Kevin Saura Group 4Tet (Prancis), Eef Van Breen Quartet (Belanda), Suarajiwa (Prancis–Indonesia), Encik Sri Krishna, Kua Etnika feat. Ari Wvlv & Gamelanance, Woppa feat. Farah Di, serta Bennet Brandeis Trio (Amerika Serikat).
Selain itu, Guyub Yogja ikut ambil bagian melalui kolaborasi lintas minat.
Baca juga: Ngayogjazz #17 digelar di Gancahan Sleman
Sedangkan komunitas yang terlibat mencakup Paguyuban Onthel Djokdjakarta, Pewarta Foto Indonesia, Gembira Selalu Fotografi, Mentaok Volkswagen Team, Mes 56, dan Komunitas Kopi Nusantara.
Mereka turut menyelenggarakan aktivitas seperti pemutaran film, klinik musik, workshop, hingga Pasar Jazz yang melibatkan UMKM dan pelaku budaya Imogiri.
Panewu (Camat) Imogiri, Bantul Slamet Santosa menyatakan bahwa Imogiri menyambut baik penunjukan sebagai lokasi penyelenggaraan tahun ini.
Baca juga: Wabup Sleman : "Ngayogjazz" berdampak positif bagi ekonomi kerakyatan
"Kami bersyukur dan berterima kasih karena Imogiri ditetapkan sebagai lokasi Ngayogjazz 2025, kami berbangga karena wilayah kami juga menjadi suatu kawasan heritage atau kawasan cagar budaya," katanya.
Ia juga menjelaskan Imogiri kawasan cagar budaya ini memiliki deretan bangunan lama yang masih terjaga sehingga suasana tersebut menghadirkan kesan seolah kembali ke masa lalu, dan nuansa inilah yang diangkat dalam penyelenggaraan Ngayogjazz tahun ini.
Ngayogjazz diharapkan dapat kembali menjadi ruang perjumpaan yang hangat bagi masyarakat, musisi, dan komunitas, serta menjaga keberlanjutan ekosistem jazz di Indonesia.
Baca juga: Desa wisata Brayut kembali jadi ajang "Ngayogjazz"
Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































