Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Umum DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Andy Budiman menilai pernyataan Presiden Prabowo Subianto soal pemerintah akan bertanggungjawab atas Kereta Cepat Whoosh, sebagai sikap negarawan yang bijak dan mengutamakan kepentingan rakyat.
"Pernyataan Presiden Prabowo terkait Whoosh mencerminkan sikap negarawan yang jernih dan bijak dalam melihat kepentingan rakyat. PSI sangat mengapresiasi," kata Andy dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.
Andy menegaskan Whoosh dibutuhkan sebagai salah satu solusi kemacetan dan memangkas waktu tempuh perjalanan Jakarta-Bandung secara signifikan.
"Belakangan ada yang menyoal utang Whoosh. Padahal, restrukturisasi utang itu hal sangat biasa, tidak perlu ada yang dikhawatirkan secara berlebihan," ujarnya.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto meminta PT Kereta Api Indonesia (KAI) tidak khawatir mengenai penyelesaian utang proyek kereta cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh.
"Indonesia bukan negara sembarangan. Kita hitung, enggak ada masalah itu. Ya. Jadi PT KAI enggak usah khawatir, semuanya enggak usah khawatir," kata Prabowo di Stasiun Tanah Abang, Jakarta, Selasa.
Presiden menyampaikan pemerintah telah mempelajari permasalahan terkait utang proyek tersebut dan memastikan tidak ada persoalan yang perlu dikhawatirkan.
Prabowo menegaskan tanggung jawab terhadap proyek itu berada di tangannya selaku Presiden Republik Indonesia.
"Saya sudah pelajari masalahnya. Tidak ada masalah, saya tanggung jawab nanti utang itu Whoosh semuanya," ucapnya.
Menurut Presiden, transportasi publik seperti Whoosh tidak dapat diukur dari sisi keuntungan atau kerugian finansial semata, melainkan dari manfaat yang diberikan kepada masyarakat.
Baca juga: Prabowo minta PT KAI tak khawatir soal penyelesaian utang Whoosh
Baca juga: Prabowo perpanjang rute Whoosh hingga Banyuwangi
Baca juga: Prabowo ambil tanggung jawab atas polemik utang kereta cepat
Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
Editor: Benardy Ferdiansyah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































