Jakarta (ANTARA) - Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo menanggapi pernyataan anggota Komite II DPD asal Jawa Barat (Jabar), Alfiansyah Komeng, yang menyebut Jabar sering disalahkan saat banjir terjadi di Jakarta.
Pramono mengakui, penyebab banjir di Jakarta memang tak hanya karena banjir kiriman.
“Banjir itu ada tiga sumbernya. Satu karena banjir kiriman dari atas, apakah itu karena hutannya ditebang dan sebagainya kemudian kirim ke Jakarta. Tetapi banjir yang kedua adalah banjir lokal yang dialami sendiri oleh Jakarta karena sampahnya tidak dibersihkan dan sebagainya,” kata Pramono saat dijumpai di kawasan Jakarta Pusat, Rabu.
Baca juga: Dinas SDA DKI pastikan rumah pompa banjir beroperasi normal
Pramono menjelaskan, memang banjir yang terjadi di Jakarta juga bisa diakibatkan karena internal ataupun masyarakat Jakarta sendiri.
Selain itu, penyebab banjir yang ketiga adalah karena air rob yang naik, sehingga dia enggan menyalahkan pihak manapun atas terjadinya banjir di Jakarta.
Dirinya lebih memilih untuk fokus pada penanganan banjir yang terjadi di Jakarta, salah satunya dengan menyiagakan sebanyak 600 pompa yang dimiliki Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
“Tetapi pengalaman kita tiga-tiganya (penyebab banjir) sekarang ini relatif, kalau terjadi banjir di Jakarta pasti tidak lama karena kami mempunyai pompa 600 lebih yang selalu kita stand by-kan kalau ada banjir,” kata Pramono.
Sebelumnya, ungkapan tersebut disampaikan Komeng dalam rapat Komite II DPD dan Kementerian Kehutanan (Kemenhut) di Gedung DPD/DPR/MPR, Senayan, Jakarta, Selasa (16/9).
Baca juga: Gubernur Pramono sebut perlunya modernisasi alat pengendali banjir
Baca juga: Jakarta siap bantu atasi banjir di daerah penyangga
Baca juga: DKI sediakan dana hingga Rp4 triliun untuk atasi banjir
Dalam kesempatan itu, Komeng meminta perlindungan kepada Kemenhut agar lahan hutan di Jawa Barat dilindungi.
“Permasalahannya memang kadang-kadang di Jakarta, tapi kita selalu disalahkan. Seperti banjir katanya datang dari Jabar," ujar Komeng.
Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Syaiful Hakim
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.