Jakarta (ANTARA) - Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Malaysia menyampaikan apresiasi kepada Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) atas peluncuran uji terap Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) di Sekolah Indonesia Kota Kinabalu (SIKK).
Dalam pernyataan tertulis di Jakarta pada Jumat, Abni bin Tamba adalah salah satu PMI yang mengaku sangat bahagia dengan peluncuran uji terap penyelenggaraan PJJ jenjang pendidikan menengah di SIKK.
Sebagai orang tua, Abni kerap merasa bersalah akan nasib pendidikan putrinya yang hanya bisa menamatkan jenjang sekolah menengah pertama di Community Learning Center (CLC) yang ada di dekat tempat tinggalnya di Felda Lahad Datu, Sabah, Malaysia.
“Saya sebenarnya ingin anak saya bisa melanjutkan sekolahnya di Bulukumba. Tapi, bagaimana lagi, saya tidak punya biaya. Saya ingin anak saya bisa meraih pendidikan yang tinggi agar tidak bernasib seperti saya,” ujarnya.
Menurut Abni, adanya PJJ di SIKK membuat putrinya Kasmiati kini bisa melanjutkan sekolah ke jenjang menengah di SMA Terbuka SIKK.
Kebahagiaan Abni bertambah karena Kasmiati tidak harus meninggalkan rumah dan tugas sehari-harinya untuk membantu dirinya di ladang sawit tempatnya bekerja.
“Kasmi (sapaan Kasmiati) juga kan harus membantu merawat adik-adiknya karena saya sudah berpisah dari ibunya sejak Kasmi masih kecil,” kata Abni.
Senada dengan ayahnya, Kasmiati juga bersyukur saat ini bisa mengenyam pendidikan jenjang menengah di SMA Terbuka di SIKK.
Sebelumnya, ia tidak pernah membayangkan bisa melanjutkan sekolah karena masalah biaya dan jarak tempat tinggalnya dengan SIKK yang sangat jauh, yakni hampir sembilan jam perjalanan menggunakan kendaraan bermotor.
Baca juga: Kemendikdasmen uji terap PJJ bagi anak pekerja migran di Kinabalu
Baca juga: Kemendikdasmen siapkan skema PJJ bagi warga minim akses pendidikan
“Saya tidak bisa meninggalkan rumah karena harus membantu orang tua di ladang dan juga merawat adik-adik,” ujar Kasmiati.
Murid PJJ di SIKK lainnya, Enin, juga mengungkapkan harapan senada.
Enin yang lahir di Buton, Sulawesi Tenggara ini mengikuti kedua orang tuanya yang bekerja di perkebunan sawit di daerah Papar bagian Padawan, Sabah, Malaysia.
“Saya memang ingin bisa melanjutkan sekolah karena saya ingin bisa kuliah dan membahagiakan orang tua,” katanya.
Melalui PJJ yang diselenggarakan di SIKK, Enin setidaknya masih bisa melanjutkan mimpinya menjadi Polwan.
“Kalau hanya lulusan SMP kan sulit untuk mendaftar polisi,” ujarnya.
Pada kesempatan berbeda, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus Kemendikdasmen Tatang Muttaqin mengatakan PJJ yang diselenggarakan di SIKK tidak hanya sekadar menyelesaikan persoalan pendidikan bagi anak-anak PMI, namun juga wujud kehadiran negara untuk pendidikan anak-anak Indonesia di luar negeri.
“Uji Terap Pendidikan Jarak Jauh di SIKK ini adalah perwujudan kehadiran negara dalam upaya memberikan layanan pendidikan bagi seluruh anak bangsa, utama anak-anak pekerja migran Indonesia di Malaysia yang belum terlayani pendidikannya,” kata Tatang.
Sebagai informasi, Kemendikdasmen melalui Direktorat Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus meluncurkan Uji Terap PJJ Jenjang Pendidikan Menengah di SIKK pada Kamis (7/8).
Uji terap ini dilakukan untuk mendapatkan model pelaksanaan PJJ jenjang pendidikan menengah yang sesuai untuk diimplementasikan guna menangani persoalan pendidikan di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar), serta menekan angka anak tidak sekolah (ATS), khususnya untuk jenjang pendidikan menengah.
Baca juga: Ketua Komisi X DPR sampaikan rekomendasi dukung penyelenggaraan PJJ
Baca juga: Kemendikdasmen paparkan peta jalan PJJ perluas akses pendidikan formal
Pewarta: Hana Dewi Kinarina Kaban
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.