PM Jepang tolak pecat menteri yang tak peka tingginya harga beras

3 months ago 15

Tokyo (ANTARA) - Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba pada Selasa (20/5) mengatakan dirinya tak berencana memecat Menteri Pertanian Taku Eto meski banyak anggota parlemen mengecam pernyataan sang menteri soal beras.

Eto dianggap tidak peka terhadap kesulitan masyarakat yang sedang menghadapi tingginya harga makanan pokok itu.

Kepada komite parlemen, Eto mengaku "malu" karena mengatakan bahwa para pendukungnya memberinya banyak beras sehingga dia tidak perlu membeli.

Namun, dia juga menyatakan keinginannya untuk terus melanjutkan tugas dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menurunkan harga beras, yang telah naik dua kali lipat dalam setahun terakhir.

Koalisi yang berkuasa di parlemen—Partai Demokrat Liberal (LDP) pimpinan Ishiba dan partai Komeito—sedang mempertimbangkan cara untuk mengurangi dampak inflasi dan kenaikan tarif AS menjelang pemilihan anggota majelis tinggi musim panas ini.

"Saya meminta maaf yang sebesar-besarnya atas komentar (Eto) yang tidak peka dan tidak pantas dari sudut pandang konsumen dan produsen," kata PM Ishiba dalam sidang pleno Dewan Perwakilan Rakyat.

Dia menambahkan bahwa Eto "harus mengerahkan seluruh kemampuannya untuk mengatasi berbagai tantangan yang kita hadapi di bidang pertanian."

Baca juga: Jepang pecat pejabat pertahanan terkait penanganan informasi sensitif

Pada saat yang bersamaan, kubu oposisi meningkatkan tekanan terhadap Eto dan Ishiba.

"Seorang menteri pertanian yang tidak mengerti perasaan masyarakat umum harus segera mengundurkan diri," kata Kazuya Shimba, Sekretaris Jenderal Partai Demokrat untuk Rakyat, sebuah partai oposisi, dalam sidang komite parlemen yang berbeda.

Kesalahan Eto terjadi dalam acara penggalangan dana yang diselenggarakan oleh kantor cabang LDP di Prefektur Saga pada Minggu (18/5).

"Saya tidak membeli beras. Berkat pemberian para pendukung, saya punya banyak sekali beras di rumah sehingga saya bisa menjualnya," kata dia saat itu.

Sehari kemudian, pernyataan Eto itu menimbulkan kehebohan. Dia kemudian mencabut pernyataannya setelah ditegur oleh Ishiba.

Dalam konferensi pers pada Selasa, Eto mengatakan dirinya telah mencermati reaksi publik dan "menyadari betapa marahnya masyarakat."

Sumber: Kyodo

Baca juga: CBP 3,7 juta ton, Mentan: RI terdepan di ASEAN dalam produksi beras

Baca juga: Tanam raya dan terobosan cerdas menggenjot produksi pangan

Penerjemah: Anton Santoso
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |