Pontianak (ANTARA) - Wakil Menteri Pekerjaan Umum Diana Kusumastuti meninjau gedung Sekolah Rakyat Rintisan yang berlokasi di Balai Latihan Kerja Industri (BLKI) Kota Pontianak, guna memastikan kelayakan infrastruktur Sekolah Rakyat tersebut yang dijadwalkan mulai beroperasi pada 30 September 2025..
"Sekolah tersebut ditargetkan mulai beroperasi pada 30 September 2025 setelah seluruh fasilitas rampung diperbaiki. Makanya hari ini saya berkunjung di BLK yang nanti akan digunakan untuk Sekolah Rakyat dan kami sudah keliling melihat ruang guru, asrama putra dan putri, kelas, serta laboratorium. Kondisinya cukup bagus, hanya ada sedikit perbaikan minor yang bisa diselesaikan sebelum tanggal 30," kata Diana Kusumastuti usai melakukan peninjauan Sekolah Rakyat di Pontianak, Rabu.
Menurutnya, sarana utama seperti asrama, ruang belajar, dan fasilitas pendukung sudah tersedia. Saat ini hanya diperlukan penyempurnaan, seperti pembersihan lantai dan perapian beberapa bagian agar lebih layak digunakan saat pembelajaran dimulai.
Baca juga: Gus Ipul ajak kepala daerah kolaborasi sukseskan program prioritas
"Dengan kesiapan tersebut, pemerintah berharap Sekolah Rakyat Rintisan di BLK Pontianak dapat menjadi model pendidikan alternatif yang inklusif bagi anak-anak dari keluarga prasejahtera di Kalbar," katanya.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Sosial Kalbar Raminuddin, menambahkan persiapan sekolah rintisan ini dilakukan bersama Kementerian PUPR melalui Satuan Kerja Prasarana Strategis Wilayah Kalbar serta Kementerian Sosial.
"Secara keseluruhan bangunan sudah selesai. Hanya beberapa bagian kecil yang masih perlu dirapikan, seperti dinding berdebu dan lahan yang tergenang banjir. Kami yakin sebelum tanggal 30 September 2025 sudah siap digunakan," tuturnya.
Baca juga: Sekolah Rakyat di Kalbar mulai beroperasi September
Ia menyebutkan kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) dan pemeriksaan kesehatan gratis bagi siswa akan dilaksanakan pada 30 September, sementara calon siswa dijadwalkan masuk asrama sejak 28-29 September 2025.
Untuk tenaga pendidik, kata Raminuddin, seluruh proses rekrutmen dilakukan langsung oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah secara daring.
"Sudah ada 18 orang tenaga pendidik yang direkrut, ditambah satu kepala sekolah yang masih menunggu penetapan resmi," katanya.
Adapun jumlah siswa yang diterima sebanyak 90 orang, terdiri atas 25 siswa SD, 20 siswa SMP, dan 45 siswa SMA. Mereka merupakan hasil seleksi ketat dari berbagai daerah di Kalimantan Barat dengan prioritas bagi keluarga kurang mampu.
"Seleksi ini memang ditujukan untuk anak-anak dari keluarga desil 1 dan desil 2, sehingga benar-benar menyasar masyarakat tidak mampu," kata Raminuddin.
Baca juga: Pemprov Kalbar: Sekolah Rakyat-Sekolah Garuda perluas akses pendidikan
Baca juga: Bengkayang siapkan lahan 7,6 hektare untuk Sekolah Rakyat
Pewarta: Rendra Oxtora
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.