Jakarta (ANTARA) - PT PLN Indonesia Power (PLN IP) dan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jateng memperkuat sinergi dalam pengasuhan anak melalui program Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya).
Direktur Utama PLN Indonesia Power Bernadus Sudarmanta mengatakan melalui program Tamasya, PLN Indonesia Power ingin memastikan anak-anak Indonesia tumbuh ceria, sehat, dan siap menghadapi tantangan masa depan.
"Melalui kolaborasi ini, PLN Indonesia Power dan BKKBN berkomitmen menciptakan lingkungan kerja yang ramah keluarga dan memperluas akses layanan pengasuhan anak di masyarakat," katanya dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.
PLN IP dan BKKBN Provinsi Jawa Tengah menandatangani perjanjian kerja sama (PKS) program Tamasya di Semarang, Jateng, Sabtu (20/9/2025).
Penandatanganan ini menjadi momentum dalam memperluas cakupan program ke wilayah Jawa Tengah, setelah sebelumnya dilaksanakan di Jawa Barat.
Data Sakernas 2024 menunjukkan 53 persen perempuan Indonesia usia produktif kini bekerja, dengan angka partisipasi di Jawa Tengah juga menunjukkan tren peningkatan.
Kondisi ini menuntut hadirnya sistem pengasuhan anak yang aman dan berkualitas, agar para ibu dapat tetap produktif tanpa mengorbankan tumbuh kembang anak.
Penandatanganan ini juga menjadi tonggak penting dalam memperkuat layanan pengasuhan anak usia dini yang holistik dan terstandar, sebagai bagian dari upaya mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Bernadus mengatakan kerja sama ini mencakup pelatihan pengasuh TPA (taman penitipan anak), pemantauan tumbuh kembang anak secara berkala, kelas pengasuhan bagi orang tua, serta fasilitasi rujukan bagi anak yang membutuhkan intervensi khusus.
Program Tamasya juga mendorong penerapan standar layanan di TPA milik perusahaan maupun binaan masyarakat, dengan dukungan teknis dan koordinasi lintas sektor.
Menurut Bernadus, PLN IP juga memperluas implementasinya di beberapa unit wilayahnya, UBP Semarang, UBP Adipala dan UBP Mrica.
Program ini telah menjangkau lima TPA binaan dengan total 209 anak yang diasuh, 49 orang pengasuh serta 100 orang tua dalam kelas pengasuhan.
Langkah ini menegaskan bahwa Tamasya bukan sekadar inisiatif lokal, melainkan telah menjadi gerakan nasional yang melibatkan dunia usaha secara aktif dalam pembangunan keluarga Indonesia.
"Kami percaya bahwa investasi terbaik untuk masa depan bangsa adalah investasi pada anak-anak hari ini," ujar Bernadus.
Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN Nopian Andusti menambahkan bahwa program ini menjadi solusi pengasuhan.
"Salah satu tantangan yang dihadapi calon ibu maupun ibu bekerja adalah kekhawatiran karier mereka terganggu ketika harus mendampingi tumbuh kembang anak. Program Tamasya hadir sebagai solusi untuk memperkuat layanan pengasuhan sekaligus meningkatkan partisipasi lintas sektor," tambahnya.
Melalui sinergi ini, PLN IP dan BKKBN berharap dapat memperkuat koordinasi antarpemangku kepentingan, memperluas layanan pengasuhan anak, serta memastikan pemantauan tumbuh kembang berjalan rutin dan optimal.
"Program Tamasya menjadi bukti bahwa inovasi sosial dapat berjalan berdampingan dengan strategi bisnis, demi masa depan Indonesia yang lebih cerah," sebut Bernadus.
Baca juga: Pengasuhan anak usia dini butuh peran keluarga & institusi pendidikan
Baca juga: PLN Indonesia Power luncurkan program inovasi sosial Tamasya di Jabar
Baca juga: Mendukbangga: Program Taman Asuh prioritaskan lembaga layanan publik
Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.