Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan penguatan kualitas SDM di sektor perkebunan bisa memperkuat kontribusi industri pengolahan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) di angka 21,9 persen, dengan target pertumbuhan industri 6,9–7,8 persen.
“Kami mendukung pengembangan SDM industri yang berkualitas sehingga dapat memberikan inovasi serta memacu kinerja sektor industri nasional,” kata Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita dalam pernyataan di Jakarta, Selasa.
Disampaikan dia, pengembangan SDM disesuaikan dengan kebutuhan berbagai sektor industri untuk mendukung aktivitas perindustrian menjadi lebih produktif dan berdaya saing, seperti yang diterapkan di industri pengolahan hasil perkebunan.
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika turut menegaskan bahwa pembangunan industri perlu ditopang oleh SDM yang berkualitas.
Salah satu upaya yang dilakukan dalam memperkuat SDM di sektor perkebunan yakni dengan Program Beasiswa Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) melalui pendidikan vokasi industri di bawah naungan Kemenperin.
Menurutnya, BPDP telah bekerja sama dengan 41 lembaga pendidikan sektor kelapa sawit dari hulu ke hilir dalam menyelenggarakan program beasiswa sawit.
Pendidikan vokasi pada industri kelapa sawit telah menjadi momen penting bagi sektor industri agro, dengan sumber daya alam Indonesia yang melimpah dan didukung oleh bonus demografi.
“Industri pengolahan hasil perkebunan seperti industri sawit, kakao, dan kelapa tidak hanya memberikan nilai tambah, tetapi juga membuka membuka ruang besar bagi inovasi, investasi, serta penciptaan lapangan kerja berkualitas. Kami optimis, industri agro mampu menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Putu.
Sebelumnya, Kemenperin telah mengeluarkan berbagai inisiatif strategis dalam rangka mendorong industri pengolahan, termasuk perkebunan di antaranya menjaga ketersediaan bahan baku industri hilir dalam negeri melalui kebijakan bea keluar (duty) dan penguatan ekspor (levy) yang pro Industri.
Selanjutnya, injeksi teknologi melalui program restrukturisasi mesin dan peralatan Steamless POME-less Palm Oil Technology (SPPOT), fasilitasi investasi melalui insentif fiskal dan non-fiskal, serta komersialisasi hasil riset dengan skema industry-lead consortium.
Program lainnya yang turut mendorong pengembangan sektor ini yaitu perbaikan tata kelola melalui sistem digitalisasi, inovasi produk pangan fungsional berbasis sawit, teknologi fraksionasi biomassa tandan kosong kelapa sawit (TKKS) untuk biochemical building-block, dan partisipasi pada kampanye positif sawit bersama kementerian/lembaga terkait.
Baca juga: Pemerintah dukung pengembangan teknologi dan SDM pabrik kelapa sawit
Baca juga: BPDPKS: Program pengembangan SDM tingkatkan profesionalisme pekebun
Baca juga: Kementan siapkan SDM perkebunan berdaya saing
Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.