PISN Kemendiktisaintek hidupkan kesenian Janengan di Magelang

3 hours ago 3

Magelang (ANTARA) - Program Inovasi Seni Nusantara (PISN) 2025 Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) menghidupkan kembali kesenian tradisional Janengan di Dusun Teneran, Desa Pucungsari, Kabupaten Magelang melalui kerja sama tim UGM Yogyakarta dengan warga setempat.

Masyarakat setempat yang tergabung dalam Sanggar Seni Turonggo Sekar Gadung Dusun Teneran, Desa Pucungsari, Kecamatan Grabag pimpinan Dani Anwar, mementaskan kesenian berbasis musik seperangkat rebana, kempul, dan kendang dalam Festival Kolaborasa II/2025 di Magelang, Jawa Tengah, Sabtu sore hingga malam hari.

"Timnya Mbak Tata (Rr Paramitha Dyah Fitriasari) dari UGM membantu kami, menyemangati untuk menggali kesenian yang lama tidak dimainkan," kata Dani.

Kesenian Janengan berupa selawatan dengan syair-syair tentang dakwah islami itu, dalam festival tersebut dipentaskan dengan dilengkapi tarian dimainkan 15 laki-laki pegiat sanggar. Bunyi musiknya kombinasi 14 instrumen perkusi dengan enam vokalis. Mereka menciptakan gerakan dan konfigurasi tari serta membuat properti kostum tarian Janengan memadukan unsur tradisional dengan estetika kontemporer dalam proses bersama selama beberapa bulan terakhir.

"Kalau zaman dulu dimainkan warga, duduknya melingkar di tikar dalam rumah. Dimainkan malam hingga menjelang subuh, untuk hajatan atau nazar. Tetapi kemudian tidak ada yang meneruskan," ujarnya.

Pementasan di panggung sekitar 15x7 meter di dusun itu. Meskipun diwarnai gerimis, pergelaran ditonton ratusan warga setempat dan dusun-dusun sekitar, Camat Grabag Sri Utari, dan Kepala Desa Pucungsari Solikhin itu, berjalan lancar. Sejumlah pementasan lainnya, yakni tarian Topeng Ireng (Dusun Teneran), Soreng (Dusun Senden), dan Jaran Kepang (Dusun Dayugo). Puluhan pedagang makanan, minuman, dan mainan anak membuka lapak di tepi kanan dan kiri jalan dusun.

Baca juga: Kesenian tradisional ramaikan Apel Nusantara Bersatu di Magelang

Ketua Tim PISN UGM Paramitha Dyah Fitriasari mengatakan upaya menghidupkan Janengan itu merupakan kolaborasi akademisi, seniman, dan warga setempat dengan menerapkan model yang jarang terlihat dalam pelestarian budaya.

Tim PISN UGM, antara lain Ketua Rr Paramitha Dyah Fitriasari (Dosen Program Studi Kajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa UGM), Anggota Djarot Heru Santosa (Dosen Prodi Sastra Nusantara, Fakultas Ilmu Budaya UGM), Anggi Rahajeng (Dosen Prodi Pembangunan Ekonomi Kewilayahan UGM), Galih Prakasiwi (Dosen Prodi Tari ISI Yogyakarta), Heni Siswantari (Mahasiswa Doktoral Prodi Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa UGM), Delfin Febriansyah (Mahasiswa Magister Prodi Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa UGM), dan Azaliya Khoirunnisa (Mahasiswa Sarjana Prodi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa UGM).

Selama sekitar 30 tahun terakhir, katanya, kesenian Janengan seakan terlupakan warga. Pementasan terakhir pada 1989. Melalui program tersebut, warga memperoleh semangat menggali kembali kekayaan lokalnya, baik melalui sumber-sumber yang bisa ditemukan maupun ingatan bersama. Warga dusun relatif tak jauh dari Gunung Andong itu, berjumlah sekitar 140 kepala keluarga atau 400-an jiwa, sebagian besar bekerja sebagai petani, peternak, dan perajin.

Tim, ujarnya, tidak hanya meneliti tetapi juga menciptakan dampak nyata melalui tiga kegiatan utama, yakni digitalisasi warisan budaya (pembuatan website dusun), inovasi estetika (pengembangan kesenian dan kostum), pemberdayaan ekonomi (lokakarya ekonomi untuk PKK dan UMKM).

Ia menjelaskan seluruh rangkaian kegiatan PISN di dusun setempat bukan sekadar kebangkitan satu kesenian, melainkan bukti kolaborasi akademisi, seniman, dan warga mampu menyelamatkan warisan budaya.

Baca juga: Anggota DPR nilai kesenian lokal harus berinovasi

Dia mengharapkan model ini menginspirasi untuk ratusan tradisi lain di Nusantara yang sedang berjuang bertahan.

"Pementasan hari ini menjadi kilas balik memori, melalui sinergi segala pihak. Warga terus bersemangat menghidupi kesenian ini. Harapannya bisa pentas ke manapun," kata dia.

Pewarta: M. Hari Atmoko
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |