Pimpin apel, Kapolri komitmen lindungi masyarakat dari bencana alam

3 hours ago 1

Jakarta (ANTARA) - Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo menyampaikan komitmen Polri melindungi masyarakat dari bencana alam saat memimpin Apel Kesiapan Tanggap Darurat Bencana di Lapangan Mako Brimob Polri, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Rabu.

Kapolri mengatakan apel ini dilaksanakan untuk memberikan pengarahan kepada personel kepolisian dalam menghadapi segala bentuk bencana alam yang terjadi di Indonesia.

Dengan adanya apel ini, nantinya personel kepolisian bakal hadir pada garis terdepan dalam memberikan pelayanan dan perlindungan serta rasa aman bagi masyarakat Indonesia dalam rangka tanggap darurat bencana.

"Polri berkomitmen untuk terus hadir sebagai garda terdepan dalam memberikan perlindungan, pelayanan, serta rasa aman bagi masyarakat," katanya.

Kapolri juga menerangkan berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sampai dengan tanggal 19 Oktober 2025, telah terjadi 2.606 bencana alam, di antaranya 1.289 banjir, 544 cuaca ekstrem, 511 karhutla (kebakaran hutan dan lahan), 189 tanah longsor, 22 gempa bumi, empat erupsi gunung berapi, serta beberapa bencana alam lainnya.

Berbagai bencana tersebut telah mengakibatkan 361 orang meninggal dunia, 37 orang hilang, 615 orang luka-luka, 5,2 juta orang mengungsi, 31,496 rumah rusak, serta 887 fasilitas umum dan perkantoran rusak.

Baca juga: Kementerian PU siapkan 5.755 unit alat berat hadapi potensi bencana

Kapolri menambahkan dampak bencana alam tersebut tidak hanya menimbulkan korban jiwa dan kerugian ekonomi, tetapi juga meninggalkan trauma psikologis serta mengganggu keberlangsungan kehidupan sosial masyarakat.

Terlebih lagi, berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), saat ini 43,8 persen wilayah Indonesia telah memasuki musim hujan, yang puncaknya diperkirakan terjadi secara bertahap dari bulan November 2025 hingga Januari 2026.

Meningkatnya curah hujan tersebut berpotensi mengakibatkan bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan tanah longsor.

Selain itu, BMKG juga mendeteksi bahwa bulan November 2025 akan mulai terjadi fenomena La Nina yang diperkirakan berlangsung hingga Februari 2026.

Menurut Kapolri, kecepatan dan ketepatan respons menjadi salah satu faktor utama keberhasilan penanganan bencana.

Maka dari itu, ia menekankan kesiapan yang optimal dari berbagai elemen bangsa, baik dari TNI-Polri, pemerintah pusat dan daerah, BNPB, Basarnas, Palang Merah Indonesia (PMI), BMKG, kementerian/lembaga, dan pemangku kepentingan terkait beserta seluruh masyarakat guna menjamin terlaksananya quick response (respons cepat) terhadap setiap situasi bencana.

"Melalui sinergi dan kolaborasi yang terintegrasi, tentunya kita akan mampu memaksimalkan upaya mitigasi terhadap dampak bencana," katanya.

Baca juga: Pemerintah siapkan infrastruktur dan mitigasi bencana jelang Natal

Baca juga: Puncak musim hujan tiba, ini dampak cuaca yang perlu diwaspadai

Pewarta: Nadia Putri Rahmani
Editor: Didik Kusbiantoro
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |