Pertamina Patra Niaga dorong kolaborasi SAF di Indonesia Aero Summit

1 month ago 14

Jakarta (ANTARA) - PT Pertamina Patra Niaga mendorong kolaborasi dalam pengembangan bahan bakar pesawat Sustainable Aviation Fuel (SAF) di ajang Indonesia Aero Summit (IAS) 2025.

Direktur Perencanaan dan Pengembangan Bisnis Pertamina Patra Niaga Harsono Budi Santoso dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu, mengatakan melalui SAF, Pertamina Patra Niaga menunjukkan langkah nyata dalam mendukung transisi energi dan dekarbonisasi di sektor aviasi.

Forum IAS tahunan yang diselenggarakan Indonesia National Air Carriers Association (INACA) di Jakarta kali ini mengusung tema "Co-Creating Indonesia's Aviation Golden Era".

Dalam sesi panel, Harsono memaparkan berbagai tantangan dalam pengembangan SAF di Indonesia, khususnya dari sisi feedstock, proses produksi, serta infrastruktur distribusi.

"Kami telah mengembangkan teknologi 'co-processing' di kilang untuk memproduksi SAF dan kini sedang memasuki fase baru dengan pengembangan katalis khusus untuk menghasilkan SAF berbasis 'used cooking oil' (UCO). Namun, tantangannya tidak sederhana. Kualitas dan spesifikasi UCO yang masuk ke kilang sangat bervariasi, berbeda dengan pengalaman kami dalam mengolah minyak mentah konvensional," kata Harsono.

Di sisi hilir, Harsono mengatakan perusahaannya juga memastikan kesiapan infrastruktur distribusi.

Saat ini, bandara seperti Halim, Soekarno-Hatta dan Ngurah Rai sudah disiapkan untuk mendukung penyaluran SAF kepada maskapai.

Namun, untuk menjamin keberlanjutan rantai pasok dan menekan biaya produksi, diperlukan dukungan kebijakan pemerintah.

Harsono juga menekankan pentingnya regulasi yang konsisten, insentif ekonomi, serta pengaturan harga feedstock agar pelaku industri memiliki kepastian dalam membangun kilang baru khusus SAF.

"Kunci keberhasilan adopsi SAF tidak hanya terletak pada sisi produksi, tetapi juga pada bagaimana seluruh ekosistem dari penyedia feedstock, kilang, hingga maskapai dapat terhubung dalam satu rantai pasok yang solid dan efisien. Di sinilah peran regulasi dan kolaborasi lintas sektor menjadi sangat penting, agar solusi ini dapat tumbuh secara berkelanjutan," kata Harsono.

Keikutsertaan Pertamina Patra Niaga dalam IAS 2025 menunjukkan peran strategis perusahaan dalam mendukung target Net Zero Emission (NZE) 2060, sekaligus memperkuat penerapan prinsip keberlanjutan di seluruh lini bisnis, ujar dia.

SAF dapat digunakan secara langsung dalam rantai pasok eksisting, dikarenakan SAF merupakan drop-in fuel, yang berarti memiliki spesifikasi sama dengan avtur konvensional, sehingga tidak memerlukan perubahan infrastruktur bandara, sistem distribusi bahan bakar hingga pesawat udara yang sudah ada.

Hal ini memudahkan integrasi dan adopsi SAF dalam operasional penerbangan, mempercepat upaya dekarbonisasi sektor aviasi tanpa mengganggu kelancaran operasional.

Menurut Harsono, dengan sejumlah uji coba SAF bersama maskapai nasional dan internasional, menyiapkan infrastruktur distribusi mulai dari kilang hingga ke tangki pesawat, hingga sertifikasi ISCC CORSIA (Carbon Offsetting and Reduction Scheme for International Aviation) yang telah dikantongi, Pertamina Patra Niaga optimistis SAF akan menjadi energi masa depan yang membuka peluang baru bagi pertumbuhan hijau di Indonesia.

Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |