Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama (Dirut) Pertamina Simon Aloysius Mantiri menjelaskan tambahan impor BBM yang diberikan kepada SPBU-SPBU swasta berupa bahan bakar minyak dengan kadar oktan murni dan belum dicampur dengan zat tambahan (base fuel).
Dengan demikian, para pemilik SPBU swasta dapat lanjut mengolah base fuel tersebut sesuai dengan spesifikasi mereka masing-masing.
"Tadi sudah kami temukan juga titik temu antara kita semua, yaitu kami akan impor dan memberikan kepada SPBU swasta itu berupa base fuel. Jadi, base fuel yang tentunya sudah sesuai standar dan spesifikasi dari Direktorat Jenderal Minyak dan Gas (Ditjen Migas Kementerian ESDM, red.)," kata Simon menjawab pertanyaan wartawan saat dia ditemui di Istana Kepresidenan RI, Jakarta, Jumat.
Di Istana, Simon menghadap Presiden Prabowo Subianto untuk mengikuti rapat terbatas, dan menerima arahan-arahan.
"Base fuel ini adalah base fuel awal yang nantinya kemudian diracik, atau ditambahkan aditif sesuai dengan resep atau rahasia dapur dari masing-masing badan usaha. Dengan demikian, tadi kami sudah menemukan titik temu. Nah tentunya masing-masing badan usaha memiliki strategi, memiliki kiat-kiat tertentu, sekaligus memiliki resep tertentu untuk mendorong kualitas BBM yang semakin bermutu di masyarakat," ujar Dirut Pertamina.
Simon kemudian menegaskan Pertamina juga berjanji terus berbenah untuk menghasilkan BBM yang berkualitas.
"Saya atas nama Pertamina, kami tentunya juga akan terus kerja keras juga supaya dapat menghasilkan produk-produk yang lebih berkualitas, dan tentunya yang bisa mendapat dukungan dari masyarakat," sambung Simon Aloysius Mantiri.
Sejumlah SPBU swasta, khususnya yang beroperasi di wilayah Jakarta, menghentikan menjual BBM jenis-jenis tertentu karena stok habis sejak pekan lalu. Beberapa SPBU ada yang terpaksa merumahkan karyawan, dan ada pula yang beralih menjual aneka jajanan.
Walaupun demikian, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menegaskan SPBU-SPBU swasta itu pada tahun ini mendapatkan kuota impor BBM yang lebih besar daripada tahun 2024, yaitu lebih besar 10 persen daripada tahun sebelumnya. Oleh karena itu, Bahlil pun menyarankan SPBU-SPBU swasta itu mengimpor tambahan BBM melalui Pertamina dengan skema business-to-business (B2B).
Dalam sesi jumpa pers di Jakarta, Jumat, Bahlil mengumumkan pemilik SPBU-SPBU swasta, yaitu Shell, Vivo, BP, dan Exxon Mobil telah menyetujui rencana pembelian BBM melalui Pertamina. "Mereka setuju, dan memang harus setuju untuk beli, berkolaborasi dengan Pertamina," kata Bahlil saat jumpa pers setelah menggelar pertemuan dengan pemilik SPBU swasta di Jakarta.
Kemudian, terkait volume impornya, Bahlil menyebut tambahan kuota impor BBM itu nanti akan dibahas lebih lanjut dalam rapat teknis. Bahlil melanjutkan tambahan BBM yang diimpor Pertamina untuk SPBU-SPBU swasta kemungkinan baru tiba di Indonesia paling lambat dalam waktu kurang lebih 7 hari.
Pewarta: Genta Tenri Mawangi/Andi Firdaus
Editor: Hisar Sitanggang
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.