Perpusnas: Buku adalah pustaka yang jika rusak justru bermanfaat

3 months ago 18

Jakarta (ANTARA) - Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) E. Aminudin Aziz menyatakan buku bukan pusaka yang sekadar disimpan, melainkan pustaka yang jika rusak justru membuktikan manfaatnya bagi masyarakat.

"Buku bukan pusaka, melainkan pustaka. Pusaka disimpan dan dilestarikan, sementara pustaka harus dibaca, dimanfaatkan, bahkan boleh rusak karena sering digunakan," ujar dia dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin.

Ia menyampaikan hal tersebut saat meninjau pelaksanaan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Literasi di Palangka Raya, Kalimantan Tengah, pada Jumat-Sabtu (1–2/8).

Menurut dia, kondisi buku yang mulai usang karena sering dibaca bukan hal yang menyedihkan, melainkan justru menunjukkan kebermanfaatan buku tersebut bagi pembacanya.

“Saya justru senang apabila ada buku rusak karena digunakan secara berulang. Itu pertanda bahwa buku tersebut benar-benar dibaca. Sebaliknya, saya sedih bila buku tetap utuh dan tampak baru karena tidak pernah dibuka," katanya.

Baca juga: Perpusnas: 25 jilid komik Diponegoro ditargetkan terbit September 2025
Baca juga: Willy: Revisi UU Sistem Perbukuan luruskan tujuan cerdaskan bangsa

Sementara itu, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Pulang Pisau, Sopiyah, mengaku bersyukur desa di daerahnya mendapat bantuan bacaan bermutu untuk tahun 2024–2025 serta menjadi lokasi KKN Tematik Literasi. Ia berharap lebih banyak desa bisa merasakan manfaat serupa karena buku-buku yang diterima bermanfaat bagi anak-anak.

"Kami juga sangat berterima kasih kepada Universitas Palangka Raya yang telah mengirimkan mahasiswa untuk mengisi KKN Tematik Literasi di tempat kami, semoga semakin dapat meningkatkan kemampuan literasi anak-anak," paparnya.

Sementara itu, mahasiswa peserta KKN Tematik Literasi, Grace, berharap seluruh program KKN Tematik Literasi dapat terus berkelanjutan dan tidak berhenti saat KKN saja.

"Semoga semua program yang telah dilaksanakan tidak berhenti di sini dan setelah kami pergi nantinya program ini terus dilaksanakan oleh masyarakat, terutama oleh para guru," ucapnya.

Program KKN Tematik Literasi merupakan kerja sama antara Perpusnas dan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek), melibatkan 22 perguruan tinggi negeri. Program ini menyasar 1.000 desa di 13 provinsi dengan tingkat literasi sangat rendah.

Sebanyak 15.000 mahasiswa diterjunkan sejak Juli 2025 untuk menjalankan kegiatan literasi selama 40 hari, mulai dari pojok baca, kelas cerita, hingga pelatihan literasi digital. Program ini juga mendukung distribusi 10 juta buku bermutu ke 10.000 titik Taman Bacaan Masyarakat (TBM), dengan rata-rata 1.000 buku per lokasi.

Program serupa telah dilaksanakan sejak 2024 dan menjangkau ribuan desa di berbagai wilayah Indonesia.

Baca juga: Perpusnas: Pemajuan naskah butuh program dari hulu hingga hilir
Baca juga: Anggota DPR minta pemerintah bangun sinergi tingkatkan literasi

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |