Sanya (ANTARA) - Sebuah makam prasejarah yang berasal dari 12.000 hingga 13.000 tahun yang lalu ditemukan di Provinsi Hainan, China selatan, serta diyakini sebagai makam paling tua yang ditemukan di provinsi berbentuk pulau tersebut.
Penelitian arkeologis dilakukan bersama-sama oleh Institut Warisan Budaya dan Arkeologi Provinsi Hainan, Sekolah Arkeologi dan Museologi Universitas Peking, dan Museum Sanya.
Makam tersebut, yang ditemukan di si tus peninggalan Gua Luobi di Distrik Jiyang, Sanya, merupakan makam seorang anak yang dimakamkan dalam posisi miring dengan kaki tertekuk.
Ornamen kerang yang ditemukan di dekat kepala dan pinggang, yang diyakini sebagai ornamen kerang paling tua dari jenisnya di China, memberikan wawasan berharga tentang budaya prasejarah Hainan dan pertukaran budaya antara Hainan dengan Asia Tenggara.
Usia makam tersebut ditetapkan menggunakan metode penanggalan seri karbon-14 dan uranium.
Situs Gua Luobi, yang ditemukan pada 1983, telah mengungkapkan penemuan fosil manusia, peralatan batu, perkakas tulang, dan sisa-sisa hewan, yang menjadi bukti paling tua dari aktivitas manusia di China selatan.
Temuan baru ini sangat penting untuk memahami sejarah aktivitas manusia prasejarah di Pulau Hainan, merekonstruksi urutan budaya prasejarah di pulau tersebut, serta mempelajari pertukaran dan penyebaran teknologi peralatan batu dan budaya dengan manusia di China selatan, Asia Tenggara, dan sekitarnya, ujar Gao Xing, seorang peneliti di Institut Paleontologi dan Paleoantropologi Vertebrata di Akademi Ilmu Pengetahuan China.
Arkeolog mengamati sampel-sampel yang ditemukan dari situs peninggalan Gua Luobi di Sanya, Provinsi Hainan, China selatan, pada 8 November 2025. (Xinhua/Guo Cheng)Arkeolog mengamati lokasi penggalian situs peninggalan Gua Luobi di Sanya, Provinsi Hainan, China selatan, pada 8 November 2025. (Xinhua/Guo Cheng)
Arkeolog mengamati lokasi penggalian situs peninggalan Gua Luobi di Sanya, Provinsi Hainan, China selatan, pada 8 November 2025. (Xinhua/Guo Cheng
Penerjemah: Xinhua
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































