Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Agama (Wamenag) Romo Muhammad Syafi’i menegaskan pentingnya dukungan terhadap potensi siswa madrasah di bidang sains dan teknologi, lewat pembentukan Direktorat Pendidikan Vokasional Madrasah sebagai wadah pengembangan keterampilan dan inovasi siswa.
“Saya sudah mendapat arahan dari Presiden bahwa vokasional itu penting dalam mendukung anak madrasah yang memiliki potensi. Tanpa direktorat itu, kita bisa kehilangan dukungan bagi anak-anak madrasah yang sangat potensial, bahkan mampu bersaing di luar lingkungan Kemenag,” kata Wamenag Romo Muhammad Syafi'i dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.
Pernyataan tersebut disampaikan saat welcoming dinner Olimpiade Madrasah Indonesia (OMI) 2025 di Tangerang, Banten.
Wamenag Romo Syafi’i mengatakan berbagai capaian madrasah dalam ajang sains dan riset menjadi bukti bahwa madrasah telah berkembang pesat dan mampu bersaing di tingkat nasional.
Baca juga: Wamenag: Madrasah jadi pusat penumbuhan kompetensi sains dan teknologi
Ia bercerita beberapa waktu ke belakang dirinya menghadiri sejumlah acara kompetisi, seperti Madrasah Robotic Competition dan Olimpiade Sains Nasional. Para siswa madrasah tampil menonjol pada dua ajang tersebut.
“Juara Olimpiade Sains Nasional juga dari madrasah. Ini bukti madrasah bisa unggul,” ujar Wamenag.
Kendati demikian Wamenag juga berpesan bahwa identitas madrasah adalah keislaman, karena itu ia mengajak seluruh peserta OMI untuk memahami Islam secara kaffah, yaitu dengan mengintegrasikan nilai-nilai keislaman dalam penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan riset.
“Islam itu meliputi seluruh kehidupan dan menjelaskan semua persoalan. Teknologi, kedokteran, dan ilmu pengetahuan, adalah bahasa dari Islam,” kata Wamenag Romo Syafi’i.
Ia mencontohkan para ilmuwan Muslim seperti Al-Khawarizmi, Ibnu Al-Haytham, dan Ibnu Khaldun, sebagai figur yang memadukan spiritualitas dan sains dalam praktik kehidupan.
Baca juga: Gelaran OMI jadi bukti madrasah mampu berkompetisi
“Kalau dilihat dengan kacamata akademik sekarang, mereka ilmuwan di siang hari dan ulama di malam hari. Padahal sejatinya mereka hanya berislam,” kata Wamenag.
Sementara itu Ketua Komisi VIII DPR RI Marwan Dasopang mengapresiasi kemajuan pendidikan madrasah di Tanah Air. Ia menilai pengakuan terhadap pendidikan keagamaan kini semakin luas di masyarakat.
“Sebagai Ketua Komisi VIII DPR RI, saya bahagia karena diskusi panjang kami di DPR mulai menunjukkan hasil. Pengakuan terhadap pendidikan agama kini datang dari berbagai pihak,” kata Marwan.
Ia menegaskan pendidikan madrasah memiliki peran penting dalam sejarah perjuangan bangsa, terutama dalam menanamkan semangat cinta Tanah Air dan nilai-nilai keagamaan.
“Pelaku perjuangan kemerdekaan banyak berasal dari kalangan santri dan siswa pendidikan agama. Itu bukti bahwa madrasah dan pesantren berperan besar dalam sejarah bangsa,” ujar Marwan Dasopang.
Baca juga: OMI 2025: Cara cek hasil pengumuman Kabupaten/Kota dan tahapannya
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































