Jakarta (ANTARA) - Kepala Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 5 Jakarta, di Slipi, Palmerah, Jakarta Barat, Hani Rustisiani menekankan pentingnya kolaborasi antara sekolah dengan orang tua dalam mendidik anak berkebutuhan khusus.
Hal itu disampaikan Hani usai merampungkan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) hari pertama kepada 59 murid baru pada Senin.
"Anak-anak SLB ini tetap saja dalam pendampingan. Paling tidak, ada orang tua murid yang berperan besar dengan anak-anak ini.
"Dari kedisiplinan ikut aturan sekolah, kemudian pembelajaran dan lain sebagainya. Itu kan orang tua murid," kata Hani di lokasi.
Menurut Hani, tanpa peran dan kontribusi orang tua dalam mendukung proses pembelajaran di sekolah, maka murid berkebutuhan khusus akan sulit mencapai kemajuan.
"Jadi harapan saya orang tua murid itu benar-benar ikut berkolaborasi tinggi, bekerjasama, berkesinambungan, pembelajaran tidak hanya di sekolah. Sehingga ada kemajuan yang berarti," kata Hani.
Baca juga: Siswa Sekolah Rakyat Margaguna ingin terlatih hidup mandiri di asrama
Kemajuan yang paling sederhana pada murid dengan adanya kolaborasi antara pihak sekolah dan orang tua itu akan kelihatan dari perubahan perilaku para murid.
"Yang utama anak-anak SLB ini jangankan ke akademik dulu, dia duduk dengan posisi duduk terkondisikan dengan baik saja itu merupakan satu perkembangan yang berarti bagi kami. Kelas satu (SD) apalagi," ujar Hani.
Menurut Hani, dengan bertambahnya 59 murid baru, kini ada 196 murid yang belajar di SLBN 5 Jakarta. "Untuk siswanya jumlahnya sekarang 196. Berkurang satu. Tahun lalu 197," kata Hani.
Kegiatan MPLS juga diikuti oleh para orang tua murid. Para murid baru mulai dari jenjang SD, SMP dan SMA duduk bersila di bagian, sementara para orang tua juga ikut memperhatikan materi dari belakang.
Para orang tua mendampingi proses MPLS dari awal sampai akhirnya para murid masuk ke dalam ruangan kelas.
Baca juga: Belum ada pergub tapi sekolah swasta gratis di Jakarta sudah berjalan
Sebelumnya, seorang orang tua murid bernama Sri (54) mengaku tidak menyangka bisa mendampingi putrinya lahir dengan disabilitas "down syndrom" hingga tingkatan SMA.
"Senang aja sih, ini udah pakai baju abu-abu, mudah-mudahan ke depannya lebih mandiri lagi," kata Sri saat ditemui di lokasi.
Sri yang sudah memasukkan anaknya dari kelas 1 SD di SLBN 5 Jakarta ini merasa jika ada banyak kemajuan yang sudah didapatkan putrinya kala bersekolah di sini.
Beberapa di antaranya seperti meningkatnya keterampilan, kemandirian, hingga kemampuan beradaptasi bersama anak-anak lainnya.
"Anak saya ikut (ekskul) tata graha, tapi ada ekskul kecantikan. Banyak pilihannya, alhamdulillah," ujar dia yang berharap ke depan putrinya bisa mendapat tumbuh kembang yang baik di SLBN 15 Jakarta.
Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.