Jakarta (ANTARA) - Peneliti dari LSM Lingkungan Hidup Telapak Djufry Hard meminta kepada industri nikel untuk lebih transparan dalam menjalankan praktik pertambangan untuk melihat pertanggungjawaban perusahaan terhadap lingkungan dan sosial.
"Kami sebagai LSM perlu melihat secara langsung dan menunjukkan ke publik bagaimana pertanggungjawaban perusahaan terhadap lingkungan dan sosial, di samping dampak ekonomi yang telah diciptakan," ucap Djufry dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Jumat.
Djufry menyampaikan bahwa hanya PT Trimegah Bangun Persada (TBP) Tbk/Harita Nickel yang membuka diri kepada LSM-nya untuk dikunjungi.
Menindaklanjuti respons positif dari Harita Nickel, Djufry pun melakukan kunjungan lapangan ke Harita Nickel di Pulau Obi, Maluku Utara, pada tahun 2023.
Meskipun terdapat sejumlah catatan, kata dia, hasil audit secara umum menunjukkan bahwa PT Trimegah Bangun Persada Tbk. (Harita Nickel) telah menjalankan pengelolaan limbah tambang dan industri secara baik dan bertanggung jawab.
Baca juga: Industri nikel RI buat standardisasi global, tangkal kampanye negatif
Baca juga: ESDM perkirakan harga nikel turun karena pelemahan industri global
Selain kepada Harita Nickel, Djufry juga sudah mengajukan permohonan kunjungan ke perusahaan-perusahaan nikel lainnya. Hingga saat ini, belum menuai respons positif.
Padahal, menurut Djufry, salah satu indikator kesungguhan perusahaan dalam menjalankan praktik pertambangan dan industri nikel yang sehat dapat dilihat dari aspek transparansi.
Direktur Sekolah Ilmu Lingkungan UI periode 2021—2025 Tri Edhi Budhi Soesilo menyoroti sejumlah perusahaan nikel yang sudah menerbitkan laporan keberlanjutan seperti Harita Nickel dan Vale Indonesia.
Vale Indonesia, kata dia, sudah menerbitkan laporan keberlanjutan sejak 2011 sampai dengan 2024.
Menurut dia, langkah tersebut penting sebagai bagian dari pertanggungjawaban perusahaan kepada masyarakat.
"Tentu ini bentuknya masih laporan satu arah. Untuk mengetahui kebenarannya, kami perlu melihat langsung kondisi di sana," kata Edhi.
Pada kesempatan tersebut, Edhi juga mengapresiasi masyarakat dan NGO yang terus memberi kritik kepada pihak perusahaan.
"Hanya dengan kritik perusahaan akan melakukan continuous improvement (perbaikan yang berkesinambungan)," tuturnya.
Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2025