Surabaya (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Jatim) terus mendorong optimalisasi sejumlah bandara di wilayahnya demi meningkatkan konektivitas dan percepatan pertumbuhan ekonomi, termasuk Bandara Dhoho Kediri dan bandara perintis lainnya.
“Kami sudah menghadap Pak Menteri (Perhubungan) bersama Pak Wakil Gubernur (Jatim) untuk meminta agar Bandara Dhoho bisa dioptimalkan. Persoalannya klasik, yaitu terkait penggunaan wilayah udara bersama Lanud Iswahyudi demi keselamatan penerbangan,” kata Kepala Dinas Perhubungan Jawa Timur Nyono di Surabaya, Rabu.
Upaya lain dalam optimalisasi, katanya, yaitu dengan mengusulkan perpanjangan landas pacu Bandara Notohadinegoro Jember dan Bandara Trunojoyo Sumenep agar dapat didarati pesawat berbadan lebih besar seperti Boeing.
Baca juga: Bank Jatim libatkan tiga UMKM binaan dalam misi dagang dengan NTB
Khusus untuk Jember, rencananya landas pacu akan diperpanjang dari 1.700 meter menjadi minimal 2.000 meter, bahkan diupayakan hingga 2.200 meter.
“Permasalahannya ada pada ketersediaan lahan, karena sebagian merupakan milik PTPN (PT Perkebunan Nusantara). Pemerintah pusat berharap pembebasan lahan menjadi tanggung jawab Pemkab Jember, namun kemampuan APBD Jember cukup terbatas. Kami sudah mengusulkan bantuan keuangan dari Pemprov Jatim untuk pengadaan lahan,” ujarnya.
Sementara untuk Bandara Trunojoyo, menurut Nyono, proses pembebasan lahan telah dilakukan oleh Pemkab Sumenep dan diharapkan segera tuntas.
Baca juga: Bandara Ngurah Rai jalani overlay landasan pacu selama 10 bulan
Dengan begitu, masyarakat Jember dan Sumenep nantinya tidak perlu lagi ke Surabaya untuk terbang langsung ke Jakarta atau bahkan ke Ibu Kota Nusantara (IKN).
Pewarta: Willi Irawan/Faizal Falakki
Editor: Zaenal Abidin
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.