Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Timur (Jaktim) mendorong para orang tua agar menyajikan menu olahan ikan yang lebih variatif sehingga anak-anak mereka terbiasa mengonsumsi makanan berprotein itu sejak dini.
"Anak-anak makan ikan itu tergantung pola dari orang tua. Mereka akan malas makan ikan, tapi mungkin dengan inovasi dari orang tua, memberikan ikan dalam bentuk berbeda, dikemas, lebih variatif, bisa membuat anak-anak suka," kata Asisten Perekonomian dan Pembangunan Fauzi di Jakarta Timur, Rabu.
Menurut dia, penyajian makanan bergizi dalam bentuk yang menarik dapat membuat anak-anak menyukainya sehingga mereka mendapatkan asupan nutrisi yang dibutuhkan.
Terlebih, kebiasaan makan ikan di sebagian masyarakat masih rendah karena penyajiannya yang monoton bagi anak.
Padahal, sambung dia, ikan memiliki kandungan protein tinggi yang sangat baik untuk pertumbuhan anak, terutama dalam mencegah stunting.
"Kita kan masih dihadapkan pada persoalan stunting, kemudian anak-anak yang malas makan mungkin dengan pemberian makanan yang sudah dikemas, harapannya mereka ini akan suka dengan makanan-makanan yang bernilai gizi tinggi," jelas Fauzi.
Baca juga: Cegah stunting, Pemkot Jaktim ajak siswa gemar makan ikan sejak dini
Di sisi lain, Pemkot Jaktim bekerja sama dengan Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta untuk menggelar sosialisasi gizi seimbang melalui kegiatan gemar makan ikan (Gemarikan) di sekolah-sekolah.
Program itu diharapkan dapat meningkatkan pemahaman anak serta orang tua mengenai manfaat ikan bagi kesehatan.
"Idealnya, ketika ada program ini, stuntingnya harusnya turun. Tapi ketika itu standar, atau angka stunting malah naik, perlu monitoring dan evaluasi untuk dicermati bersama agar Gemarikan sesuai harapan kita," ucap Fauzi.
Sementara itu, Kepala Suku Dinas KPKP Jakarta Timur Taufik Yulianto mengatakan dengan membiasakan anak makan ikan sejak usia dini, maka dapat membantu meningkatkan kualitas gizi keluarga.
Selain itu, konsumsi ikan yang rutin juga merupakan salah satu langkah nyata dalam mendukung program pencegahan stunting yang sedang digalakkan pemerintah.
"Orang tua perlu lebih kreatif dalam mengolah ikan, tidak hanya digoreng, bisa dibuat sup, bakso ikan, nugget ikan, atau dimasak dengan bumbu yang lebih disukai anak-anak. Jadi anak lebih suka," tutur Taufik.
Baca juga: DKI: Kampanye Gemarikan tingkatkan konsumsi ikan di Jakarta
Seperti diketahui, Suku Dinas KPKP Jaktim menargetkan angka konsumsi ikan sebanyak 48,91 kilogram (kg) per orang selama 2025.
Pada 2024, angka konsumsi ikan di Jakarta mencapai 48,92 kg per orang. Angka tersebut mencapai target, yakni 48,65 kg per orang.
Khusus di Jakarta Timur, sambung Taufik, target konsumsi ikan pada 2024, yakni 47 kg per orang, sementara angka konsumsi ikan di Jaktim mencapai 48,19 kg per orang.
Dia pun berharap angka konsumsi ikan tahun ini dapat tercapai demi kesehatan dan terpenuhinya gizi anak di wilayah Jaktim.
Berdasarkan data yang dihimpun ANTARA, kasus stunting di Jaktim hingga Februari 2025 sebanyak 812 kasus, dengan rincian kasus stunting sangat pendek sebanyak 268 orang, sedangkan status pendek 544 orang.
Tiga kecamatan dengan jumlah kasus stunting terbanyak, yaitu Cakung dengan 147 orang, Kramat Jati 102 orang dan Matraman 100 orang.
Sementara di Cipayung, stunting dialami oleh sebanyak 95 orang, Ciracas 82 orang, Duren Sawit dan Jatinegara masing-masing 69 orang, Pulogadung 57 orang, Pasar Rebo 53 orang, dan Makasar 38 orang.
Baca juga: Kampanye Gemarikan untuk tingkatan konsumsi ikan di Jakarta
Baca juga: KPKP DKI optimis Gemarikan mampu untuk tekan stunting
Pewarta: Siti Nurhaliza
Editor: Rr. Cornea Khairany
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.