Pemimpin dunia berkumpul di Markas PBB bahas isu global yang mendesak

2 hours ago 2

PBB (ANTARA) - Para pemimpin dunia sedang berkumpul di markas besar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat, pada pekan ini untuk membahas berbagai isu global yang mendesak, seperti perang, kemiskinan, dan perubahan iklim.

Para perwakilan dari negara-negara anggota PBB, termasuk sekitar 150 kepala negara dan pemerintahan, hadir di New York untuk menghadiri Pekan Tingkat Tinggi Sidang Majelis Umum PBB (United Nations General Assembly/UNGA) ke-80. Mereka dijadwalkan akan menghadiri sejumlah konferensi tingkat tinggi (KTT) serta menggelar pertemuan bilateral.

Mengusung tema "Bersama lebih baik: 80 tahun dan seterusnya untuk perdamaian, pembangunan, dan hak asasi manusia" (Better Together: 80 years and more for peace, development and human rights), sesi ke-80 UNGA diadakan pada saat yang sangat penting untuk memperbarui komitmen global terhadap multilateralisme, solidaritas, dan aksi bersama bagi manusia dan planet ini.

Pekan Tingkat Tinggi tahun ini menyoroti urgensi untuk mewujudkan janji Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goal/SDG) dan menghidupkan kembali kerja sama global.

Empat acara utama dijadwalkan digelar pada Senin (22/9), yaitu Pertemuan Tingkat Tinggi untuk Memperingati 80 Tahun Pendirian PBB, Momen SDG, Konferensi Internasional Tingkat Tinggi untuk Penyelesaian Damai Masalah Palestina dan Implementasi Solusi Dua Negara, serta Pertemuan Tingkat Tinggi untuk Memperingati 30 Tahun Konferensi Dunia Keempat tentang Wanita.

Dalam Debat Umum, yang merupakan pertemuan tahunan para kepala negara dan pemerintahan di awal sesi Majelis Umum, para pemimpin dunia akan membuat pernyataan yang menguraikan posisi dan prioritas mereka dalam konteks tantangan global yang kompleks dan saling terkait.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres berpidato saat sesi khusus pada Sidang Majelis Umum PBB diadakan untuk memperingati ulang tahun ke-80 pendirian PBB di markas organisasi tersebut di New York, Amerika Serikat, pada 22 September 2025. (ANTARA/Xinhua/Wu Xiaoling)

Pada Rabu (24/9), Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Guterres akan menggelar KTT Iklim sebagai platform bagi para pemimpin dunia untuk mempresentasikan rencana aksi iklim nasional mereka yang baru serta memanfaatkan era energi bersih yang baru. Menjelang COP30 di Brasil, KTT ini akan berfokus pada upaya untuk menunjukkan komitmen dan mempercepat aksi demi melindungi manusia dan Bumi sesuai dengan tujuan Perjanjian Paris.

KTT Dua Tahunan Pertama untuk Ekonomi Global yang Berkelanjutan, Inklusif, dan Tangguh juga akan diselenggarakan pada Rabu yang sama sebagai platform untuk menyatukan upaya multilateral dan sistem keuangan internasional di sekitar tujuan bersama demi pembangunan berkelanjutan.

Kedua KTT tersebut akan disusul oleh Pertemuan Tingkat Tinggi tentang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular serta Promosi Kesehatan dan Kesejahteraan Mental, Pertemuan Tingkat Tinggi untuk Memperingati 30 Tahun Program Aksi Dunia untuk Pemuda, serta Pertemuan Tingkat Tinggi untuk Meluncurkan Dialog Global tentang Tata Kelola AI pada Kamis (25/9).

Selain itu, akan ada Pertemuan Tingkat Tinggi untuk Memperingati dan Mempromosikan Hari Internasional untuk Penghapusan Total Senjata Nuklir pada Jumat (26/9), dan Konferensi Tingkat Tinggi tentang Situasi Muslim Rohingya dan Minoritas Lain di Myanmar pada 30 September.

Dalam sebuah konferensi pers pekan lalu yang diadakan setelah dimulainya sidang UNGA ke-80, Guterres mengatakan bahwa ribuan pertemuan pemimpin akan berlangsung selama Pekan Tingkat Tinggi ini, dan Guterres sendiri akan mengadakan lebih dari 150 pertemuan bilateral..

"Beberapa orang menyebut (Pekan Tingkat Tinggi) ini sebagai Piala Dunia bidang diplomasi. Namun, gelaran ini bukan tentang mencetak skor, melainkan harus tentang memecahkan masalah," kata Guterres kepada awak media.

Guterres menyatakan mereka berkumpul di tengah gejolak situasi yang bahkan belum dipetakan. Perpecahan geopolitik semakin melebar, konflik berkecamuk, impunitas meningkat, planet kian panas, teknologi baru berkembang pesat tanpa batasan pemandu, dan ketidaksetaraan kian melebar dari waktu ke waktu.

"Pekan PBB ini menawarkan setiap kemungkinan untuk dialog dan mediasi. Setiap kesempatan untuk mencari solusi," kata sekjen PBB itu.

Pewarta: Xinhua
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |