Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) berupaya memperkuat ekosistem riset perguruan tinggi di Tanah Air melalui Program Riset Strategi Membangun Ekosistem Perguruan Tinggi (Program Riset Strategis).
Program Riset Strategis terdiri atas tiga klaster utama, yakni Skema Peneliti Unggul, Skema Riset Berdampak, serta Skema Hilirisasi Riset Strategis yang seluruhnya didanai oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
Baca juga: Kemdiktisaintek akselerasi hilirisasi lewat Program Riset Strategis
"Mengapa kami namakan strategis? Karena, bidang-bidangnya, kita mengikuti bidang-bidang strategis nasional untuk memecahkan masalah-masalah yang dibutuhkan secara nasional, misalkan swasembada energi, swasembada pangan, untuk ekonomi tumbuh 8 persen, solusi pengolahan sampah, dan lainnya," kata Direktur Jenderal (Dirjen) Riset dan Pengembangan Kemdiktisaintek, Fauzan Adziman dalam peluncuran Program Riset Strategis di Jakarta, Selasa.
Fauzan menyebutkan tujuan dari program ini adalah membangun ekosistem universitas riset di kampus, serta universitas kewirausahaan di hilir.
Ia menjelaskan hal ini dimaksudkan agar Indonesia dapat membangun ekosistem universitas 4.0 atau universitas yang berdampak, terutama dengan adanya perkembangan teknologi digital.
"Kami juga tidak hanya mengembangkan program, tetapi juga mulai memonitor bagaimana kita melakukan riset dan bagaimana riset itu berdampak di masyarakat," ujar dia.
Fauzan menekankan program ini merupakan upaya dalam mendukung delapan riset industri strategis, yakni pangan, energi, kesehatan, pertahanan, maritim, hilirisasi dan industrialisasi, digitalisasi (termasuk AI dan semikonduktor), serta material dan manufaktur maju, sesuai dengan Asta Cita Presiden RI Prabowo Subianto.
Untuk mendukung proyek riset ini, Fauzan menyebut Kemdiktisaintek juga akan membantu membuatkan ekosistem yang terpadu, sehingga para akademisi nantinya bisa lebih terintegrasi dalam menyelesaikan berbagai permasalahan berbasis riset.
Baca juga: Kemdiktisaintek perkuat ekosistem riset lewat tiga program strategis
Baca juga: Indonesia-Inggris perkuat kerja sama bidang riset strategis
Ia menargetkan proses seleksi bisa diselesaikan pada Desember mendatang, sehingga proses pencairan dana riset bisa dilakukan pada Februari 2026, agar riset bisa segera dikebut.
Demi mewujudkan kesuksesan program ini, Fauzan mendorong kepada seluruh pemangku kepentingan terkait untuk saling berkolaborasi dalam mengembangkan dunia riset dan pengembangan di Indonesia.
Pada waktu yang sama, Kemdiktisaintek juga meluncurkan Program Riset Prioritas Tahun Anggaran 2026 yang dibiayai oleh APBN.
Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.